Friday 13 January 2017

Makalah Pembelajaran Resource Based Learning Tingkatkan Kreativitas Peserta Didik

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK

makalah pembelajaran resource based learning tingkatkan kreativitas peserta didik



 
Disusun Oleh:
Wayan Sinte Wagiman
Keutut Warcika
Sallepang
Kadek Suparta


SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU DHARMA NUSANTARA JAKARTA
JURUSAN KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA HINDU



KATA PENGANTAR

Om swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Hyang Widi Wasa atas berkat dan restu yang diberikannya sehingga makalah mata kuliah Proses Belajar Mengajar ini bisa terselesaikan dengan tepat pada waktunya.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini, diantaranya: I Made Awanita, S.Ag., M. Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Proses Belajar Mengajar, teman-teman dikelas semua yang telah memberikan kami dukungan, dan semua pihak Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta yang terkait dalam menyediakan sarana dan prasarana guna mempermudah pencarian literature.
Makalah yang kami buat ini sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran bagi pembaca sangat diharapkan guna dijadikan pembelajaran pada pembuatan makalah yang akan datang. Terima kasih atas partisipasinya semoga semua isi yang ada dalam makalah bermanfaat bagi bembaca.
Om santi, santi, santi Om


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia yang berlaku seumur hidup. Adapun definisi dari pendidikan dalam arti modern adalah pertumbuhan dan perkembangan individu ke arah positif yang diakibatkan dari interaksi dengan lingkungan yang berarti bahwa pendidikan ini terjadi karena individu melakukan belajar[1]. Bukti bahwa seseorang telah melakukan belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut dan pastinya perubahan itu bersifat positif.
Tujuan terpenting dari pendidikan adalah membantu para siswa belajar bagaimana berfikir (learn how to think) secara produktif. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Dalam proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga siswa masih cenderung pasif dan hanya menerima sajian dari guru. Tantangan besar yang dihadapi guru saat ini yakni bagaimana membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir (thinking skills). Guru hendaknya menciptakan sebuah desain pembelajaran aktif yang dapat melatih anak mengembangkan kemampuan berfikir (thinking skills).
Pandangan terhadap peserta didik kini telah mengalami banyak perubahan artinya peserta didik tidak lagi dianggap sosok yang pasif menerima informasi yang datang dari pendidik. Era global yang salah satu diantaranya ditandai dengan masuknya arus informasi dan komunikasi memaksa peserta didik lebih aktif dan kritis dalam menggali sumber belajar. Guru sebagai pendidik bukan lagi sebagai sumber satu-satunya dalam pelajaran karena masih banyak lagi sumber-sumber lain yang mungkin lebih efektif daripada guru. Sumber belajar banyak ragamnya dan terdapat dimana-mana, tergantung kita dalam memanfaatkannya.
Belajar tidak cukup hanya sekedar tahu, menguasai ilmu dan menghafal semua teori yang dihasilkan orang lain. Belajar tidak hanya berfungsi untuk memberikan pengetahuan kepada siswa, namun juga dapat memberikan latihan dan kemampuan kepada setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya, tidak hanya dalam memecahkan masalah pada berbagai mata pelajaran, namun juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah pribadi yang dihadapi siswa.
Pembelajaran seringkali terlena dalam pencapaian target hasil belajar, sehingga berdampak pada pengerdilan potensi anak, pada hal setiap anak lahir dengan membawa potensi yang luar biasa. Tantangan masa depan menuntut pembelajaran harus lebih mengembangkan berpikir yang disebut dengan keterampilan berpikir kreatif dan produktif. Untuk dapat membentuk watak kreatif dan produktif pada diri anak, maka dalam pembelajaran perlu dilatih bagaimana menemukan masalah. Di dalam proses penemuan masalah anak dapat melakukan eksplorasi fakta, mengidentifikasi pola-pola atau hubungan antara situasi yang tidak terkait secara jelas, serta dapat menggunakan pertimbangan yang kreatif, konseptual atau induktif. Selanjutnya anak hendaknya dilatih mencari solusi kreatif dan mewujudkannya dalam sebuah karya produktif. Jadi belajar membuat anak berlatih menjadi produsen tidak hanya menjadi “konsumen” ilmu pengetahuan, tapi mampu menghasilkan pengetahuan baru, tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru.
Berpikir kreatif menuntut kita untuk melepaskan diri dari pola biasa atau dominan yang telah disimpan otak, untuk dapat membantu anak melepaskan diri dari pola-pola dominan, diperlukan sikap positif berupa pemikiran bebas/berfantasi dan pengambilan resiko. Sebenarnya sikap ini telah dimiliki anak ketika bermain di rumah, tetapi kebebasan ini mengalami penekanan oleh pembelajaran sekolah yang menekankan pada pemikiran dengan jawaban yang benar. Oleh karena itu, sangat penting menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan sistem pembelajaran yang memungkinkan anak untuk berpikir kreatif.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas untuk mengaktifkan siswa belajar diantaranya pembelajaran berdasarkan sumber (Resource Based Learning). Menurut Nasution (2005:18), Resource Based Learning adalah segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individu atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan sumber-sumber belajar. Jadi bukan dengan cara yang konvensional di mana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada murid, namun murid yang dituntut aktif untuk mencari bahan pelajaran sendiri.
Dalam kajian ini Resource Based Learning dimaksudkan sebagai cara agar murid dapat belajar di kelas, laboratorium, dalam ruang perpustakaan, dalam “ruang sumber belajar” yang khusus atau bahkan diluar sekolah, bila ia mempelajari lingkungan berhubungan dengan tugas atau masalah tertentu, sehingga anak mampu mewujudkan kreatitas mereka, sesuai dengan minat belajar dan kesempatan yang diberikan dilingkungan sekolah.
Perhatian dan motivasi, sarana serta sumber-sumber belajar diperlukan untuk membantu pengembangan bakat dan kreatifitas anak didik di lingkungan sekolah serta Guru sangat berperan penting dalam menciptakan iklim yang merangsang pemikiran dan ketrampilan kreatif anak dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang ada dilingkungan sekolah dan pengetahuan yang mereka miliki.
Guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan suasana yang kondusif serta memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya, melalui kegiatan belajar. Dengan demikian maka penulis memilih judul “Pembelajaran Dengan Pendekatan Resource Based Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik”.

1.2    Rumusan Masalah
1.        Bagaimana konsep pembelajaran Resource Based Learning?
2.        Apakah dampak penerapan pembelajaran Resource Based Learning?

1.3    Tujuan Penulisan
1.    Para calon guru dapat mengetahui dan memahami konsep pembelajaran Resource Based Learning.
2.    Para calon guru bisa menerapkan pembelajaran Resource Based Learning di sekolah sesuai dengan Desa Kala Patra.

1.4    Sistematika Penulisan
BAB I      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan
1.4  Sistematika Penulisan

BAB II   PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK
2.1   Kerangka Teori
2.1.1   Pengertian Pembelajaran Resource Based Learning
2.2   Pembahasan
2.2.1   Ciri-ciri Pendekatan Resource Based Learning
2.2.2   Klasifikasi Sumber Belajar
2.2.3   Pelaksanaan Pendekatan Resource Based Learning
2.2.4   Dampak Pendekatan Resource Based Learning

BAB III   PENUTUP
3.1  Simpulan
3.2  Saran


BAB II
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK

2.1    Kerangka Teori
2.1.1        Pengertian Pembelajaran Resource Based Learning
Pendekatan Resource Based Learning adalah pembelajaran dimana siswa dituntut untuk aktif dalam mencari berbagai macam sumber belajar.[2] Dan pada pendekatan ini, ditegaskan bahwa sumber belajar siswa tidak hanya pada satu sumber tetapi terdapat berbagai macam sumber belajar yang dapat mendukung proses belajar mengajar.
Menurut Suryasubrata yang dikutip oleh Suef, mengatakan bahwa Resource Based learning adalah suatu pendekatan yang dirancang untuk memudahkan siswa dalam mengatasi ketrampilan siswa yang luas dan keaneragaman sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar.[3] Resource Based learning adalah segala bentuk belajar yang langsung dihadapkan murid dengan sesuatu atau sejumlah individu atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang berkaitan dengan itu, bukan dengan cara konvensional dimana guru menyampaikan beban pelajaran kepada murid.[4]
Menurut Baswick yang dikutip oleh Suef, mengatakan Pembelajaran berdasarkan sumber (Resource Based learning) melibatkan keikutsertaan secara aktif dengan berbagai sumber (orang, buku, jurnal, surat kabar, multimedia, web, dan masyarakat), dimana siswa akan termotivasi untuk belajar dengan berisaha meneruskan informasi sebanyak mungkin.[5] Resource Based learning guru bukan sumber belajar satu-satunya. Murid dapat belajar dalam kelas, laboraturiun, ruang perpustakaan, ruang sumber belajar yang khusus, atau bahkan diluar sekolah.[6]
Beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    Pendekatan Resource Based Learning adalah suatu proses pembelajaran yang langsung menghadapkan siswa dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individu atau kelompok dengan segala kegiatan yang bertalian dengan sumber belajar.
2.    Sumber belajar dapat berupa orang, buku, jurnal, surat kabar, multimedia, web, dan masyarakat dan dapat dilaksanakan di dalam kelas, laboraturiun, ruang perpustakaan, ruang sumber belajar yang khusus, atau bahkan diluar sekolah.
  

2.2    Pembahasan
2.2.1        Ciri-ciri Pendekatan Resource Based Learning
Belajar berdasarkan sumber atau Resource Based Learning bukan suatu yang berdiri sendiri melainkan bertalian dengan sejumlah perubahan perubahan yang mempengaruhi pembinaan kurikulum. Perubahan perubahan itu mengenai:
1.    Perubahan dalam sifat dan pola ilmu pengetahuan manusia.
2.    Perubahan dalam masyarakat dan taksiran kita tentang tuntutannya.
3.    Perubahan tentang pengertian kita tentang anak dan caranya belajar.
4.    Perubahan dalam media komunikasi.
Sumber yang sejak lama digunakan dalam proses belajar mengajar adalah buku-buku dan hingga sekarang buku-buku masih memegang peranan penting. Ahli perpustakaan dan mereka yang memproduksi bahan, media, atau sumber belajar berperan penting dalam pendekatan Resource Based Learning.[7]
Adapun ciri-ciri belajar berdasarkan sumber adalah:[8]
a.    Memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat-alat audio visual dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia.
b. Berusaha memberi pengertian kepada siswa tentang luas dan aneka ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sumber-sumber itu berupa dari masyarakat dan lingkungan manusia, museum, organisasi, bahan cetakan, perpustakaan, alat audio visual, dan sebagainya. Siswa harus diajarkan teknik melakukan kerja lapangan, menggunakan perpustakaan, buku referensi sehingga mereka lebih percaya diri.
c.    Berhasrat untuk mengganti pasivitas siswa dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pendidikannya.
d.  Berusaha meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan media komunikasi.
e. Memberi kesepakatan kepada siswa untuk bekerja menurut kecepatan dan kesanggupan masing-masing dan tidak dipaksa bekerja menurut kecepatan yang sama dalam hubungan kelas.
f.  Belajar berdasarkan sumber lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar.
g. Berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri siswa dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk melanjutkan belajar sepanjang hidupnya.


2.2.2        Klasifikasi Sumber Belajar
Sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan.[9] Sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang dan yang memungkinkan memudahkan terjadinya proses belajar.[10]
Menurut Udin Sarupuddin dan Winatraputra yang dikutip oleh Djamarah, mengelompokkan sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku atau perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Karena itu sumber belajar  adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan untuk belajar.[11] Sedangkan menurut Anna Suhaenah yang dikutip oleh Badruz, mengatakan sumber belajar adalah manusia, bahan, kejadian, perisriwa, setting, teknik yang membangun kondisi yang member kemudahan bagi anak didik untuk belajar memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap.[12]
Sedangkan Assotiation For Education Comunication and technology (AECT) atau Asosiasi Komunikasi dan Teknologi Pendidikan mengklasifikasikan sumber belajar menjadi enam, yaitu:[13]
1.    Pesan yaitu informasi yang ditransmisikan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Kelompok pesan adalah semua bidang studi atau mata kuliah yang harus diajarkan pada siswa.
2.    Orang yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, pengaji, penyaji pesan. Kelompok ini adalah guru, tutor, dosen, siswa, tokoh masyarakat, atau orang lain yang mungkin berinteraksi dengan siswa.
3. Bahan yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat atau oleh dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk kategori bahan, misalnya slide, film, audio, video, modul, majalah, dan lain-lain.
4. Alat yaitu perangkat keras yang digunakan untuk penyampaian pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya, proyektor slide, overhead, video tape, radio, televisi, dan lain-lain.
5. Teknik yaitu prosedur atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan, bahan, peralatan, orang dan lingkungan. Misalnya ceramah, diskusi, demontrasi, belajar tuntas, Tanya jawab, dan lain-lain.
6.  Lingkungan yaitu situasi sekitar dimana pesan disampaikan. lingkungan bias bersifat fisik (gedung sekolah, kampus, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, museum, taman) maupun lingkungan non-fisik (suasana belajar, suasana sekitar, dan lain-lain).
Sekalipun telah dipisahkan dalam enam golongan tersebut, dalam penerapannya sumber–sumber belajar ini saling berhubungan satu sama lain untuk mempermudah proses pembelajaran.
Ditinjau dari tipe atau asal-usulnya, AECT membedakan sumber belajar menjadi dua yaitu:[14]
1.    Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Misalnya guru, pelatih, ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, modul.
2.    Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization) sumber belajar yang dimanfaatkan tujuan pembelajaran. Misalnya pejabat, tokoh masyarakat, pabrik, pasar, rumah sakit, radio, televisi.
Pembagian lain terhadap sumber belajar sebagai berikut:[15]
1.  Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, Koran, poster, denah, dan lain-lain.
2.  Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, audio, dan lain-lain.
3. Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja belajar individual, studio, lapangan olahraga, dan lain-lain.
4. Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan, dan lain-lain.
5.  Sumber belajar yang berupa lingkungan dari masyarakat: taman, terminal, stasiun, dan lain-lain.
Memilih sumber belajar yang baik perlu memperhatikan beberapa Kriteria sebagai berikut:[16]
a.    Ekonomis
Hendaknya dalam memilih sumber belajar mempertimbangkan segi ekonomis dalam arti realita murah, secara nominal biaya yang dikeliarkan hanya sedikit.
b.    Praktis dan sederhana
Praktis artinya tidak memerlukan pelayanan dan pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sederhana artinya tidak memerlukan pelayanan khusus yang mensyaratkan ketrampilan yang rumit dan kompleks.
c.    Mudah diperoleh
d.   Bersifat fleksibel
Fleksibel artinya bahwa sumber belajar ini dapat dimamfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan dapat dipertahankan dalam berbagai situasi dan pengaruh.
e.    Komponen-komponen sesuai dengan tujuan pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dalam usaha pencapaian tujuan intruksional, jika melibatkan komponen sumber belajar secara terencana. Sebab, sumber belajar sebagai komponen penting dan sangan besar mamfaatnya. Manfaat sumber belajar, antara lain:[17]
1.  Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada siswa.
2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, atau dilihat secara langsung dan konkret.
3.   Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas.
4.   Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru.
5.   Dapat memberi motivasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaatanya secara tepat.
6.  Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap, dan berkembang lebih lanjut.

2.2.3        Pelaksanaan Pendekatan Resource Based Learning
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendekatan Resource Based Learning adalah sebagai berikut:[18]
a.    Guru perlu mengetahui tentang latar belakang siswa dan pengetahuan siswa mengenai materi yang akan disampaikan.
b.    Tujuan pembelajaran
Mengenai bahan yang harus dikuasai, keterampilan, tujuan emosional, dan sosial.
c.    Memilih metodologi
Unsur-unsur yang terkandung:
1)   Uraian tentang apa yang dipelajari.
2)   Diskusi dan bertukar pikiran.
3)   Kegiatan menggunakan berbagai sumber belajar.
4)   Kegiatan kreatif.
5)   Koleksi, penyediaan bahan, alat, dan tempat.
Menurut Suryosubroto yang dikutip oleh Suef, mengemukan cara belajar Resource Based Learning, yaitu:[19]
a.    Menjelaskan alasan yang kuat kepada siswa tentang tujuan mengumpulkan suatu informasi.
b.    Merumuskan tujuan pembelajarannya (SK, KD, dan Indikator).
c.    Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
d.   Menyiapkan sumber-sumber belajar yang kemungkinan telah tersedia dan kemudian dipersiapkan dengan baik.
e.    Menentukan cara siswa dalam mendemonstrasikan hasil belajarnya yang berasal dari berbagai sumber tersebut.
f.     Menentukan bagaimana pengumpulan informasi yang telah diperoleh siswa.
g.    Menentukan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan proses dan
h.    penyajian hasil belajar mereka.
Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator serta memberikan dorongan pada siswa agar dapat menyelesaikan masalah matematika.Guru menciptakan suasana proses pembelajaran matematika yang kondusif agar belajar siswa lebih terarah. Siswa dituntut untuk mencari sumber belajar sendiri. Selain itu siswa diberi kesempatan untuk belajar matematika sesuai dengan kesanggupan dan kecepatan masing–masing tanpa paksaan. Pengajaran matematika yang akan diterapkan di dalam kelas adalah pengajaran dimana siswa dituntut untuk aktif dalam mencari sumber belajar dan dalam memecahkan masalah.[20]
Tujuan pembelajaran Resource Based Learning adalah sebagai berikut:[21]
1.    Membantu guru memberi informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.
2. Guru dapat mengetahui perbedaan individu baik dalam hal gaya belajar, kemampuan, kebutuhan, minat, dan pengetahuan siswa.
3. Memdorong kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan keterampilan mengevaluasi.
4.  Mendorong siswa untuk bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, dapat melatih siswa mandiri dalam belajar sehingga pembelajarannya dapat lebih bermakna.
5.  Menyediakan peluang kepada siswa menjadi pengguna teknologi informasi dan komunikasi yang efektif. Dengan demikian membangun masyarakat berbasis pengetahuan.
6. Siswa akan belajar bagaimana belajar. Sekali ia melihat informasi, ia akan mengembangkan sikap positif dan keterampilan yang sangat berguna bagi dirinya dalam era informasi yang akan dihadapi nantinya.

2.2.4        Dampak Pendekatan Resource Based Learning
Dampak dari pendekatan Resource Based Learning, antara lain:[22]
1.    Dampak Instruksional
Siswa menjadi aktif dan terampil dalam berfikir kreatif serta siswa dapat menyelesaikan masalah.
2.    Dampak pengiring
Siswa mampu mengaplikasikan materi pelajaran dengan kehidupan yang nyata. Kelebihan dari pembelajaran Resource Based Learning antara lain:
a.    Siswa akan lebih aktif untuk belajar matematika dengan cara mencari sumber belajar yang dibutuhkan
b.    Siswa akan lebih terampil berfikir kreatif untuk memecahkan masalah matematika.
c.    Dapat melatih siswa untuk kompak dalam bekerja sama dengan siswa lain dalam satu kelompok.
d.   Metode ini dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa untuk menyajikan berbagai macam sumber bahan pelajaran.
e.    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan kesanggupan masing–masing.



BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Pendekatan Resource Based Learning adalah pembelajaran dimana siswa dituntut untuk aktif dalam mencari berbagai macam sumber belajar. Ciri-ciri pembelajaran Resource Based Learning yaitu:
a.       Memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber belajar
b.    Berusaha memberi pengertian kepada siswa tentang luas dan aneka ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar.
c.     Berhasrat untuk mengganti pasivitas siswa dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pendidikannya.
d.    Berusaha meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan media komunikasi.
e.     Memberi kesepakatan kepada siswa untuk bekerja menurut kecepatan dan kesanggupan masing-masing dan tidak dipaksa bekerja menurut kecepatan yang sama dalam hubungan kelas.
f.       Belajar berdasarkan sumber lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar.
g.    Berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri siswa dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk melanjutkan belajar sepanjang hidupnya.

Klasifikasi Resource Based Learning ditinjau dari tipe atau asal-usulnya, AECT membedakan sumber belajar menjadi dua yaitu:
1.      Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Misalnya guru, pelatih, ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, modul.
3.      Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization) sumber belajar yang dimanfaatkan tujuan pembelajaran. Misalnya pejabat, tokoh masyarakat, pabrik, pasar, rumah sakit, radio, televisi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendekatan Resource Based Learning yaitu:
a.       Guru perlu mengetahui tentang latar belakang siswa dan pengetahuan siswa mengenai materi yang akan disampaikan.
b.      Tujuan pembelajaran
c.       Memilih metodologi

Dampak dari pendekatan Resource Based Learning, antara lain:
1.      Dampak Instruksional: siswa menjadi aktif dan terampil dalam berfikir kreatif serta siswa dapat menyelesaikan masalah.
2.      Dampak pengiring: siswa mampu mengaplikasikan materi pelajaran dengan kehidupan yang nyata. Kelebihan dari pembelajaran Resource Based Learning antara lain:
a.       Siswa akan lebih aktif untuk belajar matematika dengan cara mencari sumber belajar yang dibutuhkan
b.      Siswa akan lebih terampil berfikir kreatif untuk memecahkan masalah matematika.
c.       Dapat melatih siswa untuk kompak dalam bekerja sama dengan siswa lain dalam satu kelompok.
d.      Metode ini dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa untuk menyajikan berbagai macam sumber bahan pelajaran.
e.       Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan kesanggupan masing–masing.

3.2    Saran
Sebaiknya pembelajaran dengan pendekatan Resource Based Learning diterapkan pada sekolah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di sekolah tersebut.


REFERENSI

[1] Sugandi, Achmad. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT UNNES Press. Hal: 19
[2] Suef, “Strategi Pembelajaran”dalam yu3f.blogspot.com/2010/06/strategi-pembelajaran resource-based-learning.html diakses tanggal 17 Maret 2012.
[3] Ibid.
[4] Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1982), hal. 18
[5] Suef, “Strategi Pembelajaran”dalam yu3f.blogspot.com/2010/06/strategi-pembelajaran resource -based-learning.html diakses tanggal 17 Maret 2012.
[6] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005), hal. 65
[7] Nasution, Berbagai Pendekatan..., hal. 18-19.
[8] Ibid., hal. 26-28
[9]   Munadi, Media Pembelajaran..., hal. 37
[10] Ahmad Rohani, Media Instruktional Edukatif,  (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal.102
[11] Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hal. 139
[12] Badru Zaman. 2008. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka. hal. 27
[13] Rohani, Media Instruktional..., hal. 108
[14] Ibid., hal. 109
[15] Sutrisno,”Pembelajaran matematika Menggunakan Model Pembelajaran Resource based learning”. Dalam e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/download/ .../69Rbl diakses tanggal 14 April 2012.

[16] Rohani, Media Instruktional..., hal. 112
[17]   Djamarah, Prestasi Belajar..., hal. 103
[18] Sutrisno,”Pembelajaran matematika Menggunakan Model Pembelajaran Resource based learning”. Dalam e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/download/.../69Rbl diakses tanggal 14 April 2012.
[19] Suef, “Strategi Pembelajaran..., diakses tanggal 17 Maret 2012.
[20] Sutrisno, Pembelajaran matematika..., diakses tanggal 14 April 2012.
[21] Suef, Strategi Pembelajaran…,  diakses tanggal 17 Maret 2012.
[22] Sutrisno, Pembelajaran matematika..., diakses tanggal 14 April 2012.

Makalah Pembelajaran Resource Based Learning Tingkatkan Kreativitas Peserta Didik Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown
Posted by Maha Yuge
Maha Yuge Updated at: 14:40

0 komentar:

Post a Comment