Pasukan Pandawa bermarkas di bagian barat medan perang. Yudistira membuat markas untuk tentaranya di daerah sekitar danau Samanthapancaka.
Arjuna dan Krsna meniup terompet kerang mereka. Prajurit pada kedua belah pihak bertemu dan menetapkan peraturan yang harus ditaati oleh kedua pasukan. Pertarungan harus seimbang.
Vyasa mengatakan bahwa semua pertanda buruk menunjukkan kekalahan dan kematian
Kaurava dan keberhasilan Pandava. Sepuluh Aksauhini Kaurava disusun dalam
formasi yang tangguh.
Pasukan yang kesebelas dibawah pimpinan Bhisma yang
memimpin di depan namun hanya satu yang tidak ikut bertarung yaitu Radheya
karena ia sudah bersumpah bahwa ia tidak akan bertarung sepanjang Bhisma masih
hidup. Duryudhana terlihat di tengah-tengah pasukan. Sikandhi juga berada di
tengah-tengah pasukan sekarang, didukung oleh Arjuna.
2. Kesatrian Yudhistira
Seluruh pasukan terdiam dan terlihat seperti patung. Yudhistira tiba-tiba membuka tamengnya. Ia menjatuhkan semua senjatanya ke tanah dan berjalan menuju perkemahan musuh. Semua orang tak mengerti mengapa Yudhistira melakukan hal itu. Mereka semua berpikir bahwa Yudistira mengalah sehingga ia mendekati Bhisma untuk menghentikan perang.
Setelah menemui Bhisma, Yudhistira mengumumkan pada kedua pasukan bahwa perang akan dimulai. Namun Yuyutsu, salah satu dari saudara Duryudhana datang pada Yudistira dan ia memilih untuk memihak pasukannya. Terompet kerangpun ditiup oleh kedua belah pihak.
Bhisma melihat dari kejahuan Duryudhana memeriksa pasukan pada kedua belah pihak dan ia nampaknya berunding dengan Gurunya Drona. Bhima mengambil Paundra dan meniupnya. Suara terompet kerang yang bersamaan itu sangatlah keras dan surga dipenuhi dengan gema yang menakutkan.
3. Bhagavad Gita
Kereta arjuna telah menuju ke bagian depan pasukan. Arjuna mengarahkan pandangannya pada pemandangan yang menakjubkan. Ia melihat para ksatrya yang siap-siap untuk bartempur dan ia melihat di sana mereka yang sayang kepadanya.
Ada kakeknya, guru-gurunya, paman-pamannya, saudara-saudaranya, putra-putranya dan teman-temannya. Ia telah membuang busur panahnya dan hatinya sangat sedih. Matanya dipenuhi dengan air mata kesedihan karena kasihan karena ia tidak tega membunuh orang-orang yang seharusnya dipujanya.
Krsna kemudian memutuskan untuk membiarkan Arjuna memperoleh sekilas pandngan tentang kedewataan yaitu dirinya sendiri. Sesaat kemudian angan-angan Arjna telah pergi dan Ia tak ragu lagi untuk bertindak sesuai perintah Krsna. Arjuna mulai mengangkat gandivanya. Kereta Arjuna yang keemasan mulai bergerak menuju dimana kereta perak Bhisma berada.
BACA LANJUTAN : Ringkasan Bhisma Parwa Part 2
0 komentar:
Post a Comment