Friday 27 February 2015

Dipilih Leluhur, Tabib Mentawai Mirip Mangku Hindu Bali

Masyarakat di Mentawai percaya Sikerei atau tabib sebagai penyembuh penyakit. Namun, untuk menjadi seorang sikerei tidaklah mudah, selain memang ada keturunan dari tabib sebelumnya, ada hal lain yaitu bisa menghubungi alam bawah sadar manusia. Jika tanda-tanda itu terlihat, maka pihak keluarga harus segera menghubungi sikerei senior untuk melantiknya menjadi seorang tabib.

Di sebelah kiri adalah Tabib Mentawai (sumber: Okezone)
Kemudian jika hal itu tidak dilakukan, maka dipercaya akan menjadi sumber malapetaka bagi orang tersebut. "Bisa saja orang yang bersangkutan akan sakit-sakitan, bahkan semakin lama semakin parah, dan bahkan akan diakhiri dengan kematian. Penyakit yang dialaminya pun bermacam-macam, kalaupun diobati setelah sembuh akan datang penyakit lainnya," kata Markus Sahari (80), tokoh adat Pulau Siberut, seperti dikutip dalam Okezone.com, Jumat (27/2).

Markus mengungkapkan, peristiwa kematian sudah kerap terjadi di Siberut terhadap mereka yang sebenarnya bisa menjadi seorang sikerei. Penyebabnya, orang yang mendapat wangsit dari roh leluhur itu tidak mau menjadi tabib, kemudian tidak memiliki harta benda, seperti ladang kelapa, sagu, babi, dan harta benda lainnya. "Untuk menjadi seorang sikerei itu, ya harus punya kekayaan yang banyak, baik untuk ritual maupun upah dari untuk sikerei senior," ucap Markus.

Upacara pelantikan Sikerei baru tidak mengeluarkan dana dalam bentuk uang, sebab memang tidak butuh uang tapi harta benda yang dibutuhkan. "Kalau diuangkan persyaratan di atas mungkin nilainya sampai ratusan juta, serta ritualnya tidaknya hanya sekali saja, tapi bertahap," tambah Markus.

Mereka yang telah menerima wangsit dari leluhur menjadi tabib atau sikerei pemula terlebih dulu dibersihkan dalam hal duniawinya. Kemudian, mereka siap dilantik oleh roh-roh leluhurnya. Untuk tempat menyucikan bagi sikerei pemula Sabirut berada di Desa Katurei, Dusun Tiop, dan merupakan daerah kecilnya Matobat.

Penyucian tabib mentawai (sumber: Okezone)
Di daerah itu dipercaya roh-roh leluhur bersemayam untuk membersihkan sikerei pemula. Saat dilantik, sikerei pemula dicucikan matanya dengan air agar bisa melihat roh-roh leluhur yang nanti akan menuntun mengobati orang-orang sakit dan mengusir roh-roh jahat.

“Airnya berupa air terjun kecil ada sekira ketinggian 20 meter, tapi kalau datang di lokasi itu akan membesar sendirinya, walau tidak ada hujan. Tapi daerah terkenal angker, dan tidak ada orang-orang yang berani bisa yang bisa masuk ke lokasi tersebut,” kata Markus Sahari (80), tokoh adat Pulau Siberut.

Sebab kalau sudah balik dari lokasi itu bisa saja sakit atau dikenal kisei atau tersapa sama makhluk halus di lokasi tersebut. Markus bercerita, tokoh adat dari Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, membuat penasaran soal air terjun dianggap keramat itu. Dari Desa Maileppet, Okezone berangkat menuju Desa Katurei, tidak tahu berapa kilometer jaraknya, tapi kalau waktu sekira satu jam perjalanan dengan sepeda motor.

Rute yang diambil dari Desa Maileppet melintasi Desa Muara Siberut. Jalannya cukup bagus dan luas karena tiga tahun lalu dibangun Dinas PU Mentawai menggunakan aspal beton. Sesampai di Dusun Puro, Desa Muara Siberut, akan mengecil jalan yang dibangun lewat program Pengembangan Prasarana Desa (P2D) jalanya hanya sekira 100 meter akan sampai di bibir sungai di daerah Puro.

Sungai berwarna coklat di dasaranya hanya lumpur pun harus diseberangi menggunakan rakit. Dua bocah dengan sigap menaikkan sepeda motor ke atas rakit yang terbuat dari tiga sampan yang didempet. Di atasnya diberi papan biar lebih luas. Dua utas tali panjang sebangai alat tarik untuk menyeberangkan warga. Lebar sungai itu sekira 20 meter. Deras tapi dibantu warga lain untuk menyeberangi sungai tersebut.

Perjalanan baru pun dimulai setelah menyeberang sungai dengan biaya Rp20 ribu pergi-pulang. Jalan yang ada di seberang sungai merupakan jalan yang akan menuju ke Desa Katurei tempat lokasi air terjun dianggap suci para Sikerei. Untuk melintasi jalan ini cukup susah, jalan hanya selebar 1,5 meter, disemen seadanya, bahkan banyak yang berlubang dan berlumpur. Sebab, jalan itu masih tergolong baru dan lokasinya di daerah rawa-rawa.

Jika tidak hati-hati mengendarai, motor akan terperosok ke hutan bakau atau ke semak-semak berduri. Setengah jam perjalanan ke daerah itu. Kalau sudah sampai ke wilayah Desa Katurei pemandangan yang memikat hati itu adalah Teluk Katurei dengan bentangan hutan bakau yang sangat luas. Sejenak beristirahat di sebuah warung sambil minum, Okezone, coba menggali informasi air terjun itu kepada warga-warga yang ikut nimbrung di warung tersebut.

Sekian warga yang ada di warung itu ditanya soal air terjun Matobat tersebut mereka tidak mau menceritakan, mereka takut kalau disinggung-singgung bisa memberikan malapetaka. “Tidak usah kesana, karena itu daerahnya angker, dan bisa sakit kalau sudah balik. Yang bisa ke sana itu ya Sikerei saja,” pukas seorang warga.

Efraim (45), warga Tiop yang ikut dalam obrolan di warung itu, menjelaskan bisa saja ke lokasi tersebut tapi harus ada membawa orang di sini yang tahu soal jalan menuju ke lokasi dan persyaratannya. “Kalau Sikerei di sini tinggal satu, dan itu pun sudah tua sekali dan tidak bisa datang, kebetulan di warung ini ada Sikerei dari Sarausau mungkin bisa ditanyakan sama dia. Soalnya kamipun takut kalau ke sana,” kata Efraim.

Sumber Artikel: Okezone.com

Dipilih Leluhur, Tabib Mentawai Mirip Mangku Hindu Bali Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown
Posted by Maha Yuge
Maha Yuge Updated at: 11:27

0 komentar:

Post a Comment