Maha Yuge -- Moksa adalah sebuah konsep yang dianut oleh umat agama Hindu dan Buddha. Artinya ialah kelepasan atau kebebasan dari ikatan duniawi dan lepas juga dari putaran reinkarnasi atau Punarbawa kehidupan.
Setiap manusia pasti ingin mencapai moksa dalam hidupnya dan ada beberapa orang yang tak perduli atau mungkin tidak tahu cara yang tepat untuk mencapai hal itu, yang terpenting bagi mereka adalah tercapai. Namun, dalam ajaran agama Hindu yang benar, seseorang boleh mencapai kebebasan jika telah melunaskan semua hutang-hutangnya. Ada tiga hutang yang harus dibayar yang disebut sebagai Tri Rna berasal dari kata tri dan rna. Tri berarti tiga, rna berarti hutang. Tri rna juga berarti tiga jenis ketergantungan dalam hidup manusia yang membawa ikatan hutang (rna). Ketiga hutang (tri rna) tersebut meliputi :
- Dewa rna: Dewa rna merupakan ketergantungan manusia kepada Tuhan yang telah menciptakan kehidupan, memelihara dan memberikan kebutuhan hidup.
- Pitra rna: Pitra rna merupakan ketergantungan kepada leluhur yang telah melahirkan, mengasuh dan membesarkan diri kita.
- Rsi rna: Rsi rna merupakan ikatan hutang kepada para Rsi yang telah memberikan pengetahuan suci untuk membebaskan hidup ini dari kebodohan menuju kesejahteraan dan kebahagiaan hidup lahir batin.
Meninggalkan Agama Hindu berarti tidak bisa lagi membayar 3 macam hutang (tri Rna), karena tidak lagi mengakui adanya Tri Rna. Sering kita melihat orang yang sudah pindah agama disaat orang tuanya meninggal dia datang memakai pakaian adat, dia kelihatan berdoa seperti orang Hindu, padahal dia sudah tidak lagi beragama Hindu. Keluarga mereka meneri-ma seolah-olah biasa-biasa saja tanpa beban, demikian juga masyarakat tidak peduli. Dalam Manawa Dharmasastra VI.35 disebutkan :
Kalau ia telah membayar 3 macam hutangnya (Hutang kepada Hyang Widdhi, Hutang kepada leluhur dan hutang kepada orang Tua) hendaknya ia menunjuk kan pikiran untuk mencapai kebebasan terakhir. Ia yang mengejar kebebasan terakhir tanpa menyelesaikan ke tiga macam hutangnya akan tenggelam ke bawah.
Dengan menganggap orang tua dan leluhur-nya sebagai orang kafir, penyembah berhala, kaum pagan dls. bagaimana mungkin anak-cucu yang dilahirkannya mau membayar hutangnya kepada orang tua dan leluhurnya. Bahkan dalam catatan sejarah, tidak jarang mereka memerangi orang tua dan keturunan leluhurnya yang lain yang masih setia kepada Agama Hindu, contohnya: Raden Patah memerangi dan mengusir orang tuanya yang bernama Kertabumi. Raden Kian Santang memerangi dan mengusir orang tuanya yang bernama Prabu Siliwangi.
0 komentar:
Post a Comment