Friday, 12 June 2015

FILSAFAT ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI

HAKIKAT ILMU AGAMA BERDASARKAN FILSAFAT ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN
Pernahkah terpikirkan dibenak anda, Apakah itu agama? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian atau definisi agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Sedangkan, menurut Wikipedia, kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja “re-ligare” yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Namun, menurut kepercayaan Hindu, agama berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari kata "A" dan "gam". "a" artinya tidak dan "gam" artinya pergi atau bergerak. Jadi kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau bergerak dan bersifat abadi. Menurut Hindu yang dimaksudkan memiliki sifat abadi (kekal dan tidak berubah-ubah) adalah Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Demikian pula ajaran-ajaran yang diwahyukan-Nya adalah kebenaran abadi yang berlaku selalu, dimana saja dan kapan saja.
Lalu, Apakah tujuan mempelajari agama? Indonesia sendiri adalah Negara yang kental dengan pluralisme, dimana terdiri dari beragam agama, suku maupun budaya. Setiap agama memiliki tujuan dan kepercayaan tersendiri bagi pemeluknya sesuai dengan ajaran yang mereka anut. Dalam kepercayaan Hindu tujuan mempelajari agama adalah "Moksartham Jagadhitaya ca iti Dharma", yang berarti, tujuan hidup adalah untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir dan bathin.
Mengapa perlu belajar agama, hal apakah yang melatarbelakanginya? Itulah pertanyaan yang selalu muncul dibenak saya. Ajaran agama ternyata sangat kuat pengaruhnya terhadap karakteristik seseorang. Munculnya agama karena dipengaruhi oleh degradasi moral yaitu kemerosotan kemuliaan manusia. Untuk membatasi hal itulah peran dari agama sangat dibutuhkan demi menjaga keseimbangan antara perbuatan baik dengan perbuatan buruk.

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Hakikat Ilmu Agama Berdasarkan Filsafat Ontologi
Hakikat menurut adalah intisari atau dasar. Ilmu berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah sesuatu yang diperoleh oleh seseorang karena didasari oleh rasa ingin tahu, pengetahuan bersifat benar bagi pemikir sesuai dengan proses pengalaman yang timbul karena rasa ingin tahu tersebut. Sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematik dan bersifat objektif.
Agama adalah suatau kepercayaan yang dianut oleh seseorang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan itu sendiri merupakan sesuatu yang mempunyai kekuatan yang sangat besar, tak terpikirkan, berada dimana-mana dan tidak tampak oleh panca indria manusia. Filsafat adalah usaha sadar untuk memperoleh ilmu pengetahuan secara terus menerus. Ontologi adalah cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang hakikat ilmu pengetahuan.
Hakikat ilmu agama ditinjau dari sudut filsafat ontologi dimana ilmu ajaran keyakinan (agama) dapat dibuktikan secara objektif, bahkan kepada orang yang tidak menganut keyakinan tersebut. Artinya pembuktian ilmu agama bersifat universal bagi semua orang, tak perduli keyakinan apapun yang dianut oleh orang tersebut.

B.            Hakikat Ilmu Agama Berdasarkan Filsafat Epistemologi
Ilmu pengetahuan agama Hindu diperoleh sejak sejarah masuknya agama Hindu yang dibagi menjadi 3 zaman, yaitu (1) Zaman Veda Kuno: Datangnya bangsa Arya ± 2500 tahun SM ke India dengan menempati lembah sungai Shindu. Bangsa Arya tergolong ras Indo-Eropa, yang terkenal sebagai pengembara cerdas, tangguh dan terampil. Zaman ini penulis wahyu suci pertama Reg Veda, ajaran disampaikan melalui pembacaan perafalan syair-syair Veda secara oral, yaitu dengan menyanyikan dan mendengarkan secara berkelompok. (2) Zaman Brahmana: munculnya kitab Brahmana sebagai bagian dari Veda Sruti yang disebut Karma Kanda. Kitab ini memuat doa-doa serta penjelasan upacara korban dan kewajiban-kewajiban keagamaan. (3) Zaman Upanisad: ajaran bersumber pada kitab Upanisad yang tergolong Veda Sruti yang dijelaskan secara filosofis. Ajaran Upanisad disebut juga ajaran rahasia yang ditulis di hutan. Inti dan isi ajaran Upanisad adalah Sradha tattwa. (Adiputra, dkk, 2004: 5-14)
Proses masuknya agama Hindu ke Indonesia adalah melalui perhubungan dan jalur perdagangan. Berdasarkan penelitian sejarawan agama Hindu telah ada di Indonesia sejak 130 SM terbukti dengan ditemukannya bekas kerajaan Salaka Negara.

C.           Hakikat Ilmu Agama Berdasarkan Filsafat Aksiologi
Penerapan ilmu agama dalam kehidupan masyarakat Hindu yang terbukti secara objektif dalam Stetasvatara Upanisad V.3.5: “Pembedaan tiap jenis menjadi spesiesnya dan setiap spesies menjadi anggota (family) keberadaan tertinggi menyerapnya dan kembali memunculkannya, memperlengkapinya masing-masing dengan ciri-ciri yang berbeda dan membawa mahluk-mahluk ini menuju kesempurnaan.” (Maswinara, 1998: 145-146)
Dalam Reg Veda II,11.20 “Avartayat suryo na cakram”, artinya matahari berputar seperti sebuah roda pada sumbunya (matahari yang mengelilingi bulatannya). (Maswinara, 2008: 465-466). Lebih lanjut dalam Yajur Weda III.6: “Ayam gauh prsnir akramid, asadan mataram purah, pitaram caprayam svah”, artinya: bumi yang berbintik-bintik ini ada dan berputar dilangit seperti seorang ibu, ia berjalan mengelilingi matahari sebagai seorang ayah. (Anynomous, 2012)
Selanjutnya Reg Veda VIII. 72.16 mengatakan: “Adhuksat pipyusim isam urjam, suryasya sapta rasmibhih”, artinya, tumbuh-tumbuhan memperoleh energi dari cahaya matahari. Penjelasan: tumbuhan dapat mengubah air (H2O) dan karbondioksida (CO2) menjadi gula dan oksigen (O2) dengan adanya zat hijau daun (klorofil) melalui bantuan sinar matahari (sinar biru dan sinar merah) yang disebut proses fotosintesis. (Anynomous, 2012)
            Kemudian dikatakan juga pada Atharvaveda VIII.7.10: “Ugra ya visa-dhusanih osadhih”, artinya, tumbuh-tumbuhan menghancurkan pengaruh atmosfir yang beracun. Dalam ilmu ilmiah ini terbukti benar, dimana saat siang hari tumbuhan menyerap karbon dioksida (CO2) yang beracun di atmosfer, lalu memprosenya dan mengeluarkan oksigen (O2) yang digunakan mahluk hidup untuk bernafas. (Anynomous, 2012)

DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, I Gede Rudia, dkk. 2004. Dasar-Dasar Agama Hindu. Jakarta: Lestari Karya Megah
Kbbi. 2015. Agama (Online). www.kbbi.web.id. Diakses Pada Tanggal 14 Mei 2015.
Maswinara, I Wayan. 1998. Ilmu Pengetahuan dan Spiritual Berdasarkan Veda. Surabaya: Paramita
Maswinara, I Wayan. 2008. RGVEDA. Surabaya: Paramita
Wikipedia. 2015. Etimologi Agama (Online). www.wikipedia.org. Diakses Pada Tanggal 14 Mei 2015.
Aninomous. 2012. Bukti Sains di Kitab Weda (Online). www.Agamahindu9.wordpress.com. Diakses Pada Tanggal 14 Mei 2015.

FILSAFAT ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown
Posted by Maha Yuge
Maha Yuge Updated at: 15:32

0 komentar:

Post a Comment