HAKIKAT
ILMU AGAMA BERDASARKAN FILSAFAT ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI
BAB
I
PENDAHULUAN
Pernahkah terpikirkan
dibenak anda, Apakah itu agama? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
pengertian atau definisi agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Sedangkan,
menurut Wikipedia, kata
"agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti
"tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang
berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja “re-ligare” yang berarti "mengikat
kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada
Tuhan.
Namun, menurut
kepercayaan Hindu, agama berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari kata "A" dan "gam". "a"
artinya tidak dan "gam"
artinya pergi atau bergerak. Jadi kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi
atau bergerak dan bersifat abadi. Menurut Hindu yang dimaksudkan memiliki sifat
abadi (kekal dan tidak berubah-ubah) adalah Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang
Maha Esa). Demikian pula ajaran-ajaran yang diwahyukan-Nya adalah kebenaran
abadi yang berlaku selalu, dimana saja dan kapan saja.
Lalu, Apakah tujuan
mempelajari agama? Indonesia sendiri adalah Negara yang kental dengan pluralisme,
dimana terdiri dari beragam agama, suku maupun budaya. Setiap agama memiliki
tujuan dan kepercayaan tersendiri bagi pemeluknya sesuai dengan ajaran yang
mereka anut. Dalam kepercayaan Hindu tujuan mempelajari agama adalah "Moksartham Jagadhitaya ca iti
Dharma", yang berarti, tujuan hidup adalah untuk mencapai kebahagiaan
rohani dan kesejahteraan hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir dan
bathin.
Mengapa perlu belajar
agama, hal apakah yang melatarbelakanginya? Itulah pertanyaan yang selalu
muncul dibenak saya. Ajaran agama ternyata sangat kuat pengaruhnya terhadap
karakteristik seseorang. Munculnya agama karena dipengaruhi oleh degradasi
moral yaitu kemerosotan kemuliaan manusia. Untuk membatasi hal itulah peran
dari agama sangat dibutuhkan demi menjaga keseimbangan antara perbuatan baik
dengan perbuatan buruk.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Ilmu Agama Berdasarkan Filsafat Ontologi
Hakikat menurut adalah intisari
atau dasar. Ilmu berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah sesuatu yang
diperoleh oleh seseorang karena didasari oleh rasa ingin tahu, pengetahuan
bersifat benar bagi pemikir sesuai dengan proses pengalaman yang timbul karena
rasa ingin tahu tersebut. Sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun
secara sistematik dan bersifat objektif.
Agama adalah suatau kepercayaan
yang dianut oleh seseorang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan
itu sendiri merupakan sesuatu yang mempunyai kekuatan yang sangat besar, tak
terpikirkan, berada dimana-mana dan tidak tampak oleh panca indria manusia. Filsafat
adalah usaha sadar untuk memperoleh ilmu pengetahuan secara terus menerus. Ontologi
adalah cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang hakikat ilmu pengetahuan.
Hakikat ilmu agama
ditinjau dari sudut filsafat ontologi dimana ilmu ajaran keyakinan (agama)
dapat dibuktikan secara objektif, bahkan kepada orang yang tidak menganut
keyakinan tersebut. Artinya pembuktian ilmu agama bersifat universal bagi semua
orang, tak perduli keyakinan apapun yang dianut oleh orang tersebut.
B.
Hakikat
Ilmu Agama Berdasarkan Filsafat Epistemologi
Ilmu pengetahuan agama
Hindu diperoleh sejak sejarah masuknya agama Hindu yang dibagi menjadi 3 zaman,
yaitu (1) Zaman Veda Kuno: Datangnya
bangsa Arya ± 2500 tahun SM ke India dengan menempati lembah sungai Shindu.
Bangsa Arya tergolong ras Indo-Eropa, yang terkenal sebagai pengembara cerdas,
tangguh dan terampil. Zaman ini penulis wahyu suci pertama Reg Veda, ajaran
disampaikan melalui pembacaan perafalan syair-syair Veda secara oral, yaitu
dengan menyanyikan dan mendengarkan secara berkelompok. (2) Zaman Brahmana: munculnya kitab Brahmana sebagai bagian dari
Veda Sruti yang disebut Karma Kanda. Kitab ini memuat doa-doa serta penjelasan
upacara korban dan kewajiban-kewajiban keagamaan. (3) Zaman Upanisad: ajaran bersumber pada kitab Upanisad yang
tergolong Veda Sruti yang dijelaskan secara filosofis. Ajaran Upanisad disebut
juga ajaran rahasia yang ditulis di hutan. Inti dan isi ajaran Upanisad adalah
Sradha tattwa. (Adiputra, dkk, 2004: 5-14)
Proses masuknya agama
Hindu ke Indonesia adalah melalui perhubungan dan jalur perdagangan.
Berdasarkan penelitian sejarawan agama Hindu telah ada di Indonesia sejak 130
SM terbukti dengan ditemukannya bekas kerajaan Salaka Negara.
C.
Hakikat
Ilmu Agama Berdasarkan Filsafat Aksiologi
Penerapan ilmu agama
dalam kehidupan masyarakat Hindu yang terbukti secara objektif dalam
Stetasvatara Upanisad V.3.5: “Pembedaan tiap jenis menjadi spesiesnya dan
setiap spesies menjadi anggota (family)
keberadaan tertinggi menyerapnya dan kembali memunculkannya, memperlengkapinya
masing-masing dengan ciri-ciri yang berbeda dan membawa mahluk-mahluk ini
menuju kesempurnaan.” (Maswinara, 1998:
145-146)
Dalam Reg Veda II,11.20
“Avartayat suryo na cakram”, artinya
matahari berputar seperti sebuah roda pada sumbunya (matahari yang mengelilingi
bulatannya). (Maswinara, 2008: 465-466). Lebih
lanjut dalam Yajur Weda III.6: “Ayam gauh
prsnir akramid, asadan mataram purah, pitaram caprayam svah”, artinya: bumi
yang berbintik-bintik ini ada dan berputar dilangit seperti seorang ibu, ia
berjalan mengelilingi matahari sebagai seorang ayah. (Anynomous, 2012)
Selanjutnya Reg Veda
VIII. 72.16 mengatakan: “Adhuksat
pipyusim isam urjam, suryasya sapta rasmibhih”, artinya, tumbuh-tumbuhan memperoleh energi dari cahaya matahari. Penjelasan:
tumbuhan dapat mengubah air (H2O)
dan karbondioksida (CO2)
menjadi gula dan oksigen (O2)
dengan adanya zat hijau daun (klorofil)
melalui bantuan sinar matahari (sinar biru dan sinar merah) yang disebut proses
fotosintesis. (Anynomous, 2012)
Kemudian
dikatakan juga pada Atharvaveda VIII.7.10: “Ugra
ya visa-dhusanih osadhih”, artinya, tumbuh-tumbuhan menghancurkan pengaruh
atmosfir yang beracun. Dalam ilmu ilmiah ini terbukti benar, dimana saat siang
hari tumbuhan menyerap karbon dioksida (CO2)
yang beracun di atmosfer, lalu memprosenya dan mengeluarkan oksigen (O2) yang digunakan mahluk
hidup untuk bernafas. (Anynomous, 2012)
DAFTAR
PUSTAKA
Adiputra, I Gede Rudia, dkk. 2004. Dasar-Dasar Agama Hindu. Jakarta:
Lestari Karya Megah
Kbbi. 2015. Agama
(Online). www.kbbi.web.id. Diakses Pada Tanggal 14 Mei 2015.
Maswinara, I Wayan. 1998. Ilmu Pengetahuan dan Spiritual Berdasarkan Veda. Surabaya: Paramita
Maswinara, I Wayan. 2008. RGVEDA. Surabaya: Paramita
Wikipedia. 2015. Etimologi
Agama (Online). www.wikipedia.org. Diakses Pada Tanggal 14 Mei 2015.
Aninomous. 2012. Bukti
Sains di Kitab Weda (Online). www.Agamahindu9.wordpress.com. Diakses Pada
Tanggal 14 Mei 2015.
0 komentar:
Post a Comment