#1700 SM – MLECCHA - YAJNYA OLEH RAJA PRADYOTA
Kitab Bhavisya Purana, bagian Pratisarga Parva, Bab 4 – 7 mengisahkan tentang jatuhnya Rsi Adama dan istrinya, Havyavati, serta munculnya para pendiri agama-agama besar dunia seperti Budha, Kristen dan Islam. Dari sloka-sloka Bhavisya Purana dapat disimpulkan bahwa agama Veda (sanatana-dharma) adalah peradaban dan agama yang tertua dan dianut oleh umat manusia dari awal ciptaan. Agama-agama lain yang muncul belakangan pada zaman Kaliyuga juga disebut dalam Veda sebagai ajaran untuk membantu umat manusia yang sangat merosot untuk kembali ke dalam Sanathana Dharma yang kekal. Karena itu, apa yang termuat dalam kitab-kitab suci yang lain juga termuat dalam Kitab Suci Veda, namun Veda juga memuat uraian yang tidak dinyatakan dalam kitab-kitab suci yang lain.
Dikisahkan ketika Raja Ksemaka, raja terakhir Hastinapura, berperang melawan bangsa mleccha (bangsa yang menentang Veda), pasukan raja mengalami kekalahan. Selama berpuluh-puluh abad sebelum Kaliyuga, bala pasukan raja-raja yang suci dari keturunan Manu tidak pernah terkalahkan dan menjadi pelindung dunia dari segala kegiatan berdosa. Namun pengaruh Kaliyuga begitu kuat sehingga raja-raja yang suci kehilangan kekuatan rohaninya. Mulai saat itulah senjata-senjata hebat sekelas brahmastra milik Arjuna tidak dapat lagi digunakan. Fisik dan kecerdasan manusia juga mulai menurun karena pengaruh Kaliyuga. Kitab Narasimha Purana menyatakan, setelah menerima perintah dari para rsi agung, Raja Ksemaka mengungsi ke Kalapa-grama, sebuah desa suci di Himalaya dan bergabung bersama leluhurnya yang suci, Maharaja Devapi. Kalapa-grama adalah sebuah desa yang tidak kasat mata, dan baru akan muncul ketika Kaliyuga menjelang berakhir nanti. Di sana, para rsi dan orang-orang suci, berkumpul untuk menanti berakhirnya Kaliyuga dan menyongsong zaman baru setelah kedatangan Kalki Avatara.
Putra raja Ksemaka bernama Pradyota. Suatu hari Devarsi Narada mengunjunginya di istana Hastinapura. Bhavisya Purana menjelaskan bahwa Devarsi Narada mengisyaratkan agar Pradyota melakukan suatu korban suci (yajnya) agar pengaruh buruk Kaliyuga berkurang dan umat manusia yang ada dalam jalan kebenaran bisa hidup dengan tenteram. Atas petunjuk Rsi Narada dan para orang suci lain, Raja Pradyota membangun sebuah kunda (altar api) seluas 128 mil persegi di India Utara. Hingga kini reruntuhannya masih dapat dilihat di sepanjang alur daerah lembah Sungai Indus-Saraswati. Lembah ini memang terkenal sejak zaman Veda sebagai tempat suci untuk melaksanakan berbagai jenis yajnya.
Para brahmana mengucapkan mantra-mantra Veda, dan kekuatan mantra tersebut, semua manusia jahat dan tidak mengikuti jalan dharma terhipnotis dan terbakar di kunda yang lebar itu. Bhavisya Purana mencatat bahwa orang-orang jahat dari bangsa Hara, Huna, Barvara, Yavana, Pallava, Romaja, serta manusia-manusia yang bersifat jahat dari pulau-pulau di seberang lautan juga terbakar menjadi abu di arena yajnya Raja Pradotya. Peristiwa ini sedikit tidak dapat menjelaskan mengapa ada begitu banyak kerangka manusia yang ditemukan bergelimpangan di Mahenjodaro dan Harappa, dua situs purbakala di daerah lembah Indus-Saraswati. Penelitian sampel karbon menunjukan bahwa kerangka-kerangka manusia itu adalah milik orang-orang yang tewas karena terbakar oleh panas yang sangat tinggi. Sejarawan modern menyatakan bahwa kerangka-kerangka itu mungkin akibat perang Mahabharata, namun Veda membuktikan bahwa perang terjadi 1500 tahun sebelum peradaban di Mahenjodaro dan Harappa.
Setelah mleccha-yajnya ini berakhir, dunia kembali tentram karena orang-orang jahat telah dimusnahkan. Uraian ini mengungkapkan bahwa mantra Veda begitu kuatnya sehingga frekuensinya dapat menyebar ke seluruh atmosfer. Apalagi pada masa itu, manusia masih memiliki standar fisik yang lebih baik daripada manusia modern sehingga pengucapan mantra-mantra mereka lebih sempurna dibandingkan kini.
# 1500 SM – JATUHNYA RSI ADAMA DAN HAVYAVATI SERTA MUNCULNYA RAS MANUSIA ZAMAN KALIYUGA.
Karena Mleccha-yajnya telah membuat orang-orang jahat sirna dari muka bumi, Kali-purusa atau penguasa Zaman Kali, menjadi bingung. Kali yang berwujud raja dengan kulit sehitam arang ini kemudian bermeditasi di belahan barat dunia untuk memuja Sri Visnu. Tempat dimana Kali bermeditasi disinyalir adalah Segitiga Bermuda, suatu daerah perairan di Amerika Utara yang sangat misterius. Beberapa cendekiawan Muslim berpendapat bahwa Segitiga Bermuda adalah tempat dimana Iblis Dajjal berada. Iblis ini akan muncul diakhir zaman. Tampaknya, antara Kali-Purusa dalam Veda dan Dajjal dalam Al-Quran memiliki ciri-ciri yang sama. Setelah sekian lama bermeditasi, Sri Visnu muncul di hadapan Kali. Kali berkata, “Tuhan, ini adalah zaman hamba. Engkau telah mengizinkan hamba untuk menyesatkan umat manusia di zaman hamba. Namun karena mleccha-yajnya, semua orang jahat telah binasa dari bumi. Mohon berikan petunjuk apa yang hamba lakukan”.
Sri Visnu bersabda,”Pergilah ke taman milik Indra di timur kota Pradan. Di sana Rsi Adama dan istrinya Havyavati tinggal. Karena tipu muslihatmu, mereka akan meningkatkan jumlah manusia yang bisa kau pengaruhi”.
Kali merasa puas dan bersujud kepada Sri Visnu lalu pergi ke taman milik Indra. Uraian ini mirip dengan uraian dalam Al-Quran dan Injil bahwa iblis diberikan izin oleh Tuhan untuk menyesatkan manusia hingga akhir zaman. Dalam Veda, akhir zaman yang dimaksud adalah akhir zaman Kaliyuga, sebelum kedatangan zaman baru yakni Satyayuga. Disini muncul pertanyaan, mengapa Sri Visnu memberkati Kali walaupun Kali memiliki tujuan untuk menyesatkan manusia? Tuhan adalah ayah bagi setiap mahkluk hidup. Ketika Tuhan menciptakan alam semesta ini melalui Dewa Brahma, dharma dan adharma juga diciptakan dari bagian depan dan belakang badan Brahma. Kali-purusa lahir dari adharma ini. Setiap mahkluk yang dilahirkan di alam semesta ini memiliki hak melakukan kegiatannya, dan Tuhan sebagai ayah alam semesta memfasilitasi hal itu. Akan tetapi, Tuhan tidak bertanggung jawab terhadap hasil perbuatan mahkluk hidup. Hasil perbuatan mahkluk hidup akan ditanggung mahkluk itu sendiri berupa karma-phala. Karena Kali-purusa juga mahkluk hidup yang diciptakan Tuhan, maka Tuhan memberikan waktu khusus bagi Kali untuk berkuasa di bumi. Masa ini dinamai Kaliyuga, berlangsung selama 432.000 tahun manusia. Setelah itu, masa kekuasaan Kali akan berakhir.
Singkat cerita, Kali-purusa menyamar menjadi ular dan membujuk Rsi Adama dan Havyavati untuk memakan buah dari pohon papa-vrksa milik Indra. Karena tercemar oleh dosa, Rsi Adama dan Havyavati dikeluarkan dari taman surgawi itu. Kisah ini sangat mirip dengan kisah Adam dan Hawa dalam Injil dan Al-Quran. Menurut uraian dalam Injil, taman surgawi ini berada di perpaduan antara empat sungai yaitu Pison, Gihon, Tigris dan Eufrat. Dua sungai yaitu Tigris dan Eufrat masih ada hingga kini yakni di Iran. Uraian ini cocok dengan Veda bahwa taman Indra berada di Kusadvipa, daerah Timur Tengah.
Turunya Rsi Adama dan Havyavati, menurut Veda, adalah akibat pengaruh jahat Kali. Ras manusia yang ada pada zaman kaliyuga ini dalah kerturunan dari Rsi Adama dan Havyavati. Lain kata, Adama dan Havyavati adalah manusia pertama untuk ras manusia pada zaman Kaliyuga. Sementara itu, ras manusia sebelum zaman kaliyuga adalah keturunan dari Manu sehingga memiliki fisik dan spiritual yang jauh lebih tinggi. Karena itu manusia zaman Kaliyuga adalah ras (spesies) manusia yang jauh merosot secara fisik dan rohani dibandingkan dengan manusia-manusia zaman sebelumnya sampai era Mahabharta. Itulah sebabnya kecanggihan teknologi dan keampuhan mantra Veda pada zaman Mahabharata tidak dapat digunakan oleh manusia saat ini karena kualitas manusianya yang sudah dipengaruhi oleh Kali-purusa sejak awal. Spesies manusia pada zaman sebelum Kaliyuga dapat berinteraksi langsung dengan para dewa karena kesucian mereka, namun setelah zaman Kaliyuga, benih ras manusia telah dipengaruhi Kali-purusa sejak awal sehingga umat manusia cenderung lebih tertarik berbuat jahat ketimbang melaksanakan dharma.
Dalam Al-Quran pun dinyatakan bahwa Adam dan Hawa bukanlah mahluk pertama yang diciptakan Tuhan. Sebelumnya Tuhan telah menciptakan bangsa jin dan malaikat dari unsur api (Surat Al-Hijr 15:27). Namun konon bangsa jin terlibat petempuran dan pertengkaran sehingga Tuhan menciptakan Adam dari contoh rupa diri-Nya sendiri. Ada banyak contoh dalam Veda mengenai peperangan antara jin (raksasa) dan para Dewa, Mahabharata adalah perang besar yang melibatkan semua spesies makhluk cerdas di alam semesta, mulai dari dewa, jin, reptilan dan sebagainya. Manuisa-manusia yang berperang saat itu pun memiliki kualitas setara para dewa.
Dalam Bhavisya Purana dinyatakan bahwa Rsi Adama pada akhirnya melakukan pertapaan bersama Havyavati untuk memuja Sri Visnu dan mencapai planet surga material di kediaman Indra. Jadi, berdasarkan Veda, jelas disebutkan apa keyakinan yang dianut oleh Rsi Adama dan Havyavati karena pada saat itu agama-agama belumlah turun kecuali agama Veda, Sanatana-dharma. Tahun 1500 SM juga masa dimana Hastinapura mengalami keruntuhan. Pada masa yang sama, sungai Sarasvati mengering dan lenyap dari muka bumi. Mengeringnya Sungai Sarasvati ini, dimulainya zaman kegelapan Kali.
Tempat taman surgawi dimana Rsi Adama dan Havyavati tinggal cocok dengan lokasi dimana Kerajaan Sumeria berada (di Iran kini) Tak heran, para sejarawan ber-amsumsi bahwa Iran adalah cikal-bakal peradaban dunia yang ada kini. Namun, hal mengejutkan bahwa di Iran sendiri banyak terdapat peninggalan peradaban Veda berupa arca dan kuil Hindu dari zaman yang lebih tua.
# 1400 SM – BANJIR BESAR
Berdasarkan Bhavisya Purana, ada banjir besar yang terjadi pada periode awal Kaliyuga. Banjir ini cocok dengan uraian tentang Banjir Nuh. Banjir ini menghancurkan sisa peradaban Zaman Dvaparayuga sehingga umat manusia Zaman Kaliyuga menganggap peristiwa sejarah Veda di zaman zebelumnya hanyalah mitos belaka. Menurut Bhavisya Purana, saat banjir itu terjadi Rsi Nyuha, seorang pemuja Sri Visnu yang setia, membuat sebuah perahu besar untuk menampung mahkluk hidup. Jika kronologi waktu di tarik berdasarkan Bhavisya Purana, maka banjir ini terjadi pada 1300-1400 sebelum masehi.
Bhavisya Purana juga meramalkan ciri-ciri kemunculan Isa (Yesus) dan munculnya agama Kristen pada awal abad masehi. Sang Buddha turun dalam dinasti Iksvaku di keluarga Kerajaan Kapilavastu. Sejak 400 tahun SM, dunia pecah menjadi ratusan kerajaan kecil dengan peperangan yang sambung-putus tanpa henti. Empat ratus tahun sebeblum masehi, kerajaan Mesodonia muncul di Mediterenia, Eropa Sealatan. Munculnya kerajaan ini berakibat pada kemunduran Mesir pada awal Masehi. India sendiri pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil, dan pecahannya sampai di Indonesia, Thailand, Myanmar dan Kamboja. Inilah cikal-bakal kerajaan-kerajaan hindu di Asia Tenggara.
Demikian pengaruh kuat Zaman Kaliyuga terhadap merosotnya sejarah umat manusia dari zaman Mahabharata hingga kini. Kebenaran Veda mulai dilupakan dan dharma semakin goyah. Peradaban Veda di ambang kehancuran. Akan tetapi, sebagaimana yang dinyatakan dalam Bhagavadgita, kapanpun dharma mengalami krisis, maka Tuhan sendiri pasti turun untuk menegakkan kembali pilar dharma.
Penulis: Agung Joni
SUMBER: Facebook
0 komentar:
Post a Comment