Margaret dan James Stutly dalam Herper’s Dictionary of Hinduism menyatakan :
Purana merupakan kumpulan cerita kuno, setelah jaman Veda, merupakan suatu media untuk menjelaskan isi Veda yang merupakan suatu pengajaran yang tidak tertulis, yang diperuntukkan tidak hanya untuk golongan yang rendah, tetapi yang lebih dipentingkan pengajaran ini adalah untuk wanita, dan kepadanya ajaran ini harus diberikan.
Shakuntala Jagannathan menjelaskan bahwa setelah sruti, smrti dan Itihasa kita memiliki buku yang ke 4 yaitu Kitab-kitab Purana. Purana tidak untuk mereka yang cerdik pandai dan kaum intelektual saja, melainkan untuk masyarakat awam, masyarakat desa yang sederhana dan para petani yang buta huruf, Imajinasi yang terdapat dalam cerita ini memiliki bentuk dasar pendidikan agama dan kebiasaan masyarakat, membantu mereka secara sederhana tetapi mendasar pada kebenaran agama dan moralitas, serta petunjuk hidup benar salah dalam bertingkah laku.
Purana merupakan kumpulan cerita kuno, setelah jaman Veda, merupakan suatu media untuk menjelaskan isi Veda yang merupakan suatu pengajaran yang tidak tertulis, yang diperuntukkan tidak hanya untuk golongan yang rendah, tetapi yang lebih dipentingkan pengajaran ini adalah untuk wanita, dan kepadanya ajaran ini harus diberikan.
Shakuntala Jagannathan menjelaskan bahwa setelah sruti, smrti dan Itihasa kita memiliki buku yang ke 4 yaitu Kitab-kitab Purana. Purana tidak untuk mereka yang cerdik pandai dan kaum intelektual saja, melainkan untuk masyarakat awam, masyarakat desa yang sederhana dan para petani yang buta huruf, Imajinasi yang terdapat dalam cerita ini memiliki bentuk dasar pendidikan agama dan kebiasaan masyarakat, membantu mereka secara sederhana tetapi mendasar pada kebenaran agama dan moralitas, serta petunjuk hidup benar salah dalam bertingkah laku.
Svami Sivananda All About Hinduism (Intisari Agama Hindu) bahwa tujuan penulisan purana adalah untuk memudahkan diserapnya ajaran suci veda oleh umat yang awam sekalipun dalam rangka membangkitkan rasa bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi Titib mengutif buku History Philosophy Eastern dan Western, S Radhakrishnan hal 381 menyatakan:
Kitab-kitab purana bersama dengan cerita Kepahlawanan Ramayana dan Mahabharata memainkan peranan yang unik dalam percampuran kebudayaan terhadap bermacam-macam ras, suku, Trah/marga, sekte-sekte, pada jaman India kuno dan pertengahan, karena mengandung ajaran agama, filsafat, sejarah, trah/marga, sosial kemasyarakatan dan politik. (Dengan kata lain adalah kitab yang mengandung ajaran pemersatu).
Kitab-kitab purana bersama dengan cerita Kepahlawanan Ramayana dan Mahabharata memainkan peranan yang unik dalam percampuran kebudayaan terhadap bermacam-macam ras, suku, Trah/marga, sekte-sekte, pada jaman India kuno dan pertengahan, karena mengandung ajaran agama, filsafat, sejarah, trah/marga, sosial kemasyarakatan dan politik. (Dengan kata lain adalah kitab yang mengandung ajaran pemersatu).
0 komentar:
Post a Comment