Setelah menciptakan anak tersebut, Dewi Parvati lalu berpesan agar anak tersebut tidak mengizinkan siapapun masuk ke rumahnya selagi dirinya sedang mandi dan anak tersebut hanya boleh mematuhi perintah dari Dewi Parwati saja. Karena penurut dan cerdas, anak itupun mengikuti perintah yang diberikan ibunya.
Selang beberapa waktu kemudian, Dewa Siwa akan masuk ke istananya, Dewa Siwa tidak dapat masuk karena dihadang oleh anak kecil yang Dewa Siwa sendiri tidak tahu siapa anak yang menjaga istananya itu. Anak kecil itu melarang Dewa Siwa karena ia ingin melaksanakan perintah Dewi Parwati dengan baik.
Selang beberapa waktu kemudian, Dewa Siwa akan masuk ke istananya, Dewa Siwa tidak dapat masuk karena dihadang oleh anak kecil yang Dewa Siwa sendiri tidak tahu siapa anak yang menjaga istananya itu. Anak kecil itu melarang Dewa Siwa karena ia ingin melaksanakan perintah Dewi Parwati dengan baik.
Dewa Siwa lalu menjelaskan bahwa ia suami Dewi Parwati dan istana yang dijaga anak itu adalah istananya juga. Namun, anak kecil itu tetap keras kepala dan tidak mau mendengarkan perkataan Dewa Siwa, sesuai dengan perintah ibunya untuk tidak mendengar perintah siapapun. Akhirnya Dewa Siwa kehabisan kesabarannya dan bertarung dengan anaknya sendiri.
Pertarungan berlangsung sangat sengit sampai akhirnya Siwa menggunakan Trisulanya dan memenggal kepala anak kecil tersebut. Ketika Dewi Parwati selesai mandi, ia mendapati putranya sudah tak bernyawa. Dewi Parwati sangat marah besar kepada suaminya dan menuntut agar anaknya dihidupkan kembali. Dewa Siwa sadar akan perbuatannya dan menyanggupi permohonan Dewi Parwati.
Dewa Siwa mengatakan bahwa mahluk apapun yang terpotong dengan senjata Trisulanya tidak akan bisa disambung kembali. Setelah lama mencari solusi untuk menghidupkan anak tersebut, Dewa Brahma memberi saran untuk mencarai kepala mahluk lain untuk disambungkan. Dewa Siwa pun mengutus abdinya, yaitu para gana, untuk memenggal kepala makhluk apapun yang dilihatnya pertama kali yang menghadap ke utara dan membelakangi ibunya.
Dewa Siwa mengatakan bahwa mahluk apapun yang terpotong dengan senjata Trisulanya tidak akan bisa disambung kembali. Setelah lama mencari solusi untuk menghidupkan anak tersebut, Dewa Brahma memberi saran untuk mencarai kepala mahluk lain untuk disambungkan. Dewa Siwa pun mengutus abdinya, yaitu para gana, untuk memenggal kepala makhluk apapun yang dilihatnya pertama kali yang menghadap ke utara dan membelakangi ibunya.
Ketika turun ke dunia, gana mendapati seekor gajah sedang menghadap utara dengan membelakangi induknya. Kepala gajah itu pun dipenggal untuk mengganti kepala Ganesa. Akhirnya Ganesa dihidupkan kembali oleh Dewa Siwa dan sejak itu diberi gelar Dewa Keselamatan. Para Dewa-Dewi pun memberikan anugrah kepada Ganesa agar ia tidak dihina, tapi dipuja dimasa depan.
0 komentar:
Post a Comment