Saat Draupadi di ambil oleh raja Panchala karena mengatahui Draupadi dibagi menjadi 5. Bhagavan Byasa datang menemui Kunti & Para Pandava untuk memberikan solusi. Bhagavan Byasa lalu mengajak semuanya melakukan meditasi. Setelah selesai, Bhagavan Byasa lalu mengajak semuanya untuk berdiskusi. Dalam diskusi tersebut, Para Pandava tidak mau kembali ke Hastina Pura karena keputusan Kunti yang mengatakan bahwa mereka tidak tertarik ingin hidup penuh dengan kemewahan tetapi merasakan ketidak nyamanan (perebutan kekuasaan dengan Kurava).
Bhagavan Byasa lalu mengatakan; coba pikirkan baik-baik kesejahteraan rakyat, kalau Duryodhana menjadi raja, maka semua keturunan berikutnya, sebuah kerajaan tangguh seperti Hastina Pura akan dikuasai oleh keegoisan & ketidak benaran.
Bhagavan Byasa kemudian menasehati Kunti “Membiarkan hatimu mengatur pikiranmu dan membiarkan pikiranmu berkuasa adalah tahap ketidak benaran Kunti”. Coba tanyalah hatimu, bagaimanakah perasaanmu saat ini kunti? Kunti lalu menjawab; Kami harus kembali ke Hastina Pura dan Yudhistira harus menjadi raja, bukan untuk kepentingannya sendiri, tetapi demi kepentingan & kesejahteraan rakyat.
Nakula lalu bertanya; maaf Bhagavan, apakah penting membicarakan hal politik pada saat permasalahan sekarang ini Bhagavan? Belum sang Bhagavan menjawab, Arjuna mengatakan dengan tegas; “itu tidak penting!!!”, maafkan aku Bhagavan. Tapi, bagaimana mungkin sebuah keputusan pernikahan dijadikan beban dalam politik?
Bhagavan Byasa menjawab; “Politik adalah sebuah metode untuk memastikan kesejahteraan sosial, dan itu sama artinya dengan kebenaran. Saat menghadapi keadaan yang mengancam, jika seseorang lupa memikirkan kesejahteraan sosial dan hanya memikirkan diri sendiri, apakah itu dianggap benar?”
Bhagavan Byasa melanjutkan, bahkan untuk kepentingan banyak orang Draupadi rela mengorbankan dirinya untuk menegakkan kembali kebenaran dengan menerima lima Pandava sebagai suaminya.
BACA SELANJUTNYA….
Penulis: Wasiwa
SUMBER: Kisah Mahabharata
0 komentar:
Post a Comment