Monday, 7 December 2015

Asal Usul Mutiara (Veda Ilmiah)

Secara alami, mutiara terbentuk akibat adanya irritant (kerikil/ pasir/ benda padat) yang masuk ke dalam mantel kerang mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Secara teoritis, Elisabeth Strack (Dalam buku Pearls tahun 2006) mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar, terbentuk akibat irritant dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska. Pada prinsipnya, mutiara terbentuk karena adanya bagian epithelium mantel yang masuk ke dalam rongga mantel tersebut. Bagian epithelium mantel ini bertugas mengeluarkan/mendeposisikan nacre pada bagian dalam cangkang kerang disamping membentuk keseluruhan cangkang.


Teory irritant mengungkapkan bahwa Partikel padat (kerikil/ pasir) bisa saja terperangkap di dalam tubuh kerang akibat dorongan air. Saat kerang ini tak bisa mengeluarkannya, partikel inipun bisa saja masuk ke rongga mantel. Saat dia masuk, epithelium juga ikut bersamanya. Epithelium ini akhirnya membungkus partikel padat sehingga terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara ini akhirnya akan mendeposisikan nacre ke partikel padat tersebut.

Asal Usul Mutiara Dalam Veda
Saat Draupadi mengatakan bahwa keputasannya tidak bermoral dengan memiliki 5 orang suami. Khrisna lalu bertanya, mengapa kau mengambil keputusan yang tidak bermoral ini? Draupadi lalu mengatakan bahwa, dirinya tidak tega membiarkan 4 putra2 pandu membujang jika ia hanya menikah dengan Arjuna. Sebagai seorang wanita, Draupadi merasakan apa yang dirasakan oleh Kunti. Oleh karena itu, Draupadi tidak ingin hanya memikirkan kebahagiannya semata saja. Ia juga tidak tega melihat kekecewaan di wajah Arjuna. Ia juga memikirkan kebahagiaan semua orang, ia tidak ingin menyecewakan semua rakyat Hastina Pura karena rakyat begitu sayang dengan mereka, karena itulah ia terpaksa mengambil keputusan tidak bermoral dengan menerima pandava sebagai suaminya, karena tidak bias menemukan jalan lain.


Khrisna lalu mengatakan kepada Draupadi, Saat kau telah memikirkan kebahagian begitu banyak orang, kaupun mengambil keputusan itu Draupdi. Lalu bagaimana mungkin itu menjadi tidak bermoral? 

“Saat sebuah krikil kecil memasuki lapisan laut, maka laut pun akan mengubahnya menjadi permata Draupadi.” Sama halnya, kau telah mengubah hal yang tidak bermoral ini menjadi kebenaran. Aku bangga padamu Draupadi.

Satu Istri dengan 5 Suami itu Tetap Tidak Bermoral
Draupadi lalu melanjutkan, bahwa setelah ia melihat 5 batu yang di berikan oleh Khrisna yang membuatnya mengingat lima pilar kebenaran dan hal itu pula yang membuatnya memilih lima Pandava. Draupadi lalu bertanya, apakah hal itu bermoral?

Khrisna lalu mengatakan bahwa keputusan itu memanglah tidak bermoral & akan pernah bermoral. Aku tidak sebut ini sebagai kebenaran & mengisi seluruh hati wanita di dunia ini dengan penderitaan. Satu istri & lima suami itu tidak bermoral dan akan selalu tidak bermoral. Tetapi, kasih sayangmu telah membuatmu melakukan hal ini, & itu kasih sayang yang didasarkan pada kebenaran. Draupadi lalu mempertegas bahwa dirinya belum paham maksud dari Khrisna?

LIMA PILAR KEBENARAN
Khrisna lalu menjelaskan bahwa kelima batu yang ia berikan adalah saran tentang kebenaran. Kebenaran yang tidak bisa di tuntut. Tapi kau telah membuat lima pilar kebenaran tertananam pada hatimu, yaitu:

  1. Pengetahuan menenangkan yang cerdas
  2. Kesabaran menenangkan yang berat hati
  3. Cinta menyejukkan hati
  4. Pengabdian akan menenangkan kebutuhan fisik dan menenangkan jiwa
  5. Keadilan menenangkan jiwa, pikiran, kecerdasan, hati, tubuh & jiwa

Saat kelima pilar itu sudah benar & pasti, maka manusia akan di penuhi dengan kasih sayang. Itulah yang disebut dengan kebenaran. Berdasarkan atas kebenaran itulah, kau telah mengambil keputusan ini Draupadi. Terhadap dirimu & hanya untukmu, sehingga ini bukanlah dosa. (109)

Asal Usul Mutiara (Veda Ilmiah) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown
Posted by Maha Yuge
Maha Yuge Updated at: 21:29

0 komentar:

Post a Comment