Krsna pergi ke hutan Kamyaka untuk melihat Pandava. Ia bersama dengan Dhrstadyumna,Dhrstaketu, raja Cedi dan Kekaya bersaudara yang terkenal keseluruh dunia karena keberaniannya . Mereka terkejut melihat keadaan Pandava dan Ratu mereka Krsna berkata “ Bumi telah haus akan darah . Bumi akan meminum darah-darah dari pendosa-pendosa ini: Duryodhana,Radheya,Sakuni dan Dussasana.Krsna sangat marah pada Kaurava . kemrahan krsna sangat menakutkan seperti Rudra pada saat menghancurkan para asura . aku kemudian akan melakukan penobatanmu.
Aku bersumpah untuk melakukannya . ketika ia melihat krsna dan kakaknya Dhastadyumna , kesedihan Draupadi menjadi semakin dalam Ia berkata “krsna lihatlah aku .Aku adalah ratu kesayangan dari lima pandava ,yang termansyur sebagai ksatria yang paling agung di dunia. Aku dan adalah adik dari Dharstadyumna yang terlahir dari api.
Yudhisthira berbicara tentang Dharma Tetapi bukankah Dharma yang paling tinggi jika seorang suami melindungi istrinnya ketika ia dihina? Ketika panah Arjuna memuaskan kehausannya akan darah Radheya ,mereka akan menangis ketika tangan Bhima merah berlumuran darah Dussasana ,mereka akan menangis, ketika Duryodhana yang penuh dosa itu tergeletak di medan perang dengan pahanya yang telah dihancurkan oleh bhima, mereka akan menangis . Aku berjanji bahwa semua ini akan terjadi. Tidak ada sesuatupun yang bisa menghentikanku .Tidak ada. Dengarkanlah sumpahku . Kata-kata krsna bukanlah hanya kata-kata belaka. Engkau akan melihat semua kaurava akan mati.
Bab 4. Dvaitavana
“Kita harus menghabiskan dua belas tahun dihutan yang tidak mudah dimasuki oleh orang-orang dari kota . tempat ini adalah tempat yang dihuni orang-orang baik dan para rsi . Kemana kita harus pergi ? Dvitavana akan cocok dengan tujuan kita. Aku telah melihatnya pada saat aku melakukan tirthayatra “ dihutan ini terdapat sebuah pohon besar yang rindang yang menyejukkan mata. Pepohonannya adalah tempat burung bul-bul dan burung merak bertengger. Yudhisthira menemui para rsi yang ada di hutan. Kehidupan hutan ini menyejukkan pikiran Yudhisthira. Sifatnya adalah suka akan kedamaian. Ketika mereka berada di asrama yang telah mereka bangun, Pandava dikunjungi oleh seorang tamu yang termasyur.Ia adalah Markandeya yang agung Rsi muda ini selalu berumur enam belas tahun sebagai anugerah dari Sankara.
Aku teringat pada Sri Rama, putra Dasaratha. Rama adalah manusia yang berhati murni. Semua raja-raja yang agung pada jaman dahulu diingat oleh manusia satu hal : mereka selalu menelusuri jalam kebenaran pikirkanlah tentang Bhagiratha,Hariscandra. Ia merasakan bahwa kehidupannya tenang Dvaitavana setelah badai terjadi beberapa hari yang lalu di Hastinapura. Tetapi tidak demikian halnya dengan Draupadi atau Bhima mereka berdua tidak bahagia berada di Dvaitavana. Setiap ia melihat Draupadi dan keadaannya yang telah disebabkan oleh kekejaman takdir dan kebodohan kakaknya. Yudhisthira bahagia dihutan itu. Tetapi kelima orang yang lainnya sangat sedih.
Thursday, 15 January 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment