Satu-satunya pikiran otak Yusdhistira adalah untuk pergi dari Hastinapura secepatnya. Mereka melihat sebuah hutan kecil yang bernama Pramanavata Yudhistira berkata pada brahmana-brahmana itu: kami telah dikirim ke hutan selama dua belas tahun.kami harus berburu makanan kami harus memakan buah-buahan , akar-akaran dan yang lainnya. Aku tidak akan bisa menjamu kalian seperti di Indraprastha. Dhaumnya menyarankan agar ia harus berdoa pada Dewa Matahari untuk meminta bantuan. Ia berkata :’’ Matahari adalah dewa yang dari semua makanan dan semua kekayaan dibumi ini .lalu Yudhistira memuja Dewa Matahari dengan dengan pemusatan pikiran yang sangat kusyuk.
Matahari sangat senang mendengar doa-doa Yudhistira dan ia pun diberikan sebuah bejana yang terbuat dari tembaga. Mereka semua bersiap-siap menuju hutan yang disebut dengan Kamyaka .Vidura menyarankan Dhartarastra engkau harus mengutus seseorang untuk bertemu dengan Pandava dan mencoba untuk berbaikan dengan mereka karena perbuatannya penuh dengan dosa. Sekarang adalah saat untuk membatalkan apa yang telah Sakuni sarankan padamu akan membuatmu sangat termasyur sepanjang masa jika engkau kembali memanggil Pandava dan mengembalikan kerajaan mereka. Jika tidak demikian, maka persiapkanlah dirimu untuk menghadapi kematian putra-putramu. Jangan berpikir, walau untuk sesaat bahwa perkataan Pandava hanyalah kata-kata semata . Pandava adalah orang-orang yang bersungguh-sungguh.
Yudhistira adalah orang yang tidak pernah bisa menyimpan dendam. Untuk pertama kalinya vidura tidak mencoba menghibur sang raja karena ia diberi kata-kata yang kasar . ia memutuskan untuk pergi dari dari Hastinapura dan bergabung dengan Pandava dihutan. Pandava sekarang telah meninggalkan tepian sungai ganga. Menyeberangi sungai Drsadvati,selalu berada pada arah Barat. Ditepi sungai Sarasvati mereka melihat hutan yang disebut dengan Kamyaka. Vidura menemui mereka disana dan ia berbicara kepada saudara-saudaranya tentang apa yang dilakukan sang raja Dhrtarastra kepada Vidura Yudhistira sangat tersentuh dengan cinta pada orang tua ini pada mereka. Vidura adalah lambang kebaikan, Dhrtarastra mulai merindukan vidura meminta untuk kembali ke Hastinapura . Vidura mencintai kakaknya dengan seluruh kejahatannya dan kekejamannya . ia berpamitan dengan Pandava dan kembali kepada kakaknnya Hasntinapura.
Bab 2. Kutukan Maitreya
Perjalanan Vidura ke hutan Kamyaka , dan kembalinnya ia ke kerajaan diawasi dengan gusar oleh Duryodhana dan para pengikutnya. Pandava adalah orang yang memegang teguh kebenaran. Sekali mereka menerima persyaratan ini selamannya mereka menghabiskan dua belas tahun didalam hutan dan satu tahun dalam penyamaran mereka tidak akan melanggar janji mereka.
Radheya berkata bagaimanapun juga , tidak setuju dengan rencana paman yang licik dan menyarankan kenapa tidak bertarung saja. Dhuryodhana menerima usulannya, mereka memutuskan untuk mencari Pandava dihutan , Vyasa datang saat itu untuk menghentikan mereka. Ia berkata pada Dhartarastra :”Engkau telah cukup menghancurkan dirimu sendiri dan putra-putramu. Jangan ijinkan putra-putramu untuk melakukan kegilaan. lagi pula ,putra-putramu sudah terkena kutukan . Maitreya memanggil Duryodhana kehadapannya dan berbicara dengannya dengan kata-kata yang lembut agar bisa berdamai dengan Pandava mengingat kematian Hidimbha, Baka dan Jarasandha. Hingga kematian Kirmira.
Duryodhana tidak memperdulikan kata-katanya ,sesekali ia memukul pahanya seakan-akan ia ingin menunjukkan pada sang rsi bahwa ia tidak peduli dengan kata-katanya. Maitreya sangat marah dengan tindakannya yang meghina itu .ia berkata:’’ Sumpah Bhima akan terwujud Aku akan mengutukmu. Engkau akan mati ketika pahamu itu dihancurkan oleh Bhima . jika bagaimanapun juga, ia berdamai dengan Pandava maka kutukan ini tidak akan terjadi.
Thursday, 15 January 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment