Terjadinya guncangan di Nepal yang berkekuatan 7,9 skala richter (SR) pada 25 April 2015, membawa banyak kerusakan pada beberapa situs bersejarah di negara India. Para ilmuwan mengatakan bahwa Gunung Himalaya yang merupakan gunung tertinggi di negaraa tersebut juga mengalami penyusutan ketinggian.
Dampak dari gempa di Nepal menyebabkan ketinggian Gunung Himalaya diperkirakan mengalami penyusutan sekitar satu meter dibandingkan tinggi sebelum terjadinya gempa. Uniknya, ilmuwan tersebut juga mengatakan bahwa selain penurunan ketinggian gunung, ada pula pertambahan dengan kecepatan lambat yang disebabkan oleh aktivitas tektonik.
Masalah angka tepat ketinggian Gunung Himalaya, para ilmuwan masih berdebat dengan Everest sebagai puncak tertingginya tersebut. Pengamatan hasil gambar dari satelit digunakan untuk menentukan seberapa banyak Himalaya berubah usai gempa. Terjadi peregangan yang cukup signifikan di wilayah Langtang Himal dengan kisaran 80-100 km, jelas Richard Briggs ahli geologi dari Amerika Serikat.
Wilayah tersebut mengalami kerusakan parah dan memakan banyak korban dari sisi penduduk dan pendaki yang hingga kini masih hilang. Wilayah itu pun mengalami longsor parah akibat gempa lalu. Selain kawasan Langtang Himal, Ganesh Himal yang berada di barat Langtang pun diperkirakan mengalami penurunan ketinggian. Namun untuk langsung mengatakan berapa penurunan ketinggian gunung yang terjadi, ilmuwan harus meneliti hasil pengamatan imej satelit terlebih dahulu.
Padahal satelit saat ini lebih banyak memfokus Nepal Tengah dengan kerusakan dan korban terbanyak. Sehingga untuk penelitian ilmuwan harus menunggu lebih lama. “Tapi apa yang kami lihat dari data yang dievaluasi tepatnya dari batas lempeng, ke arah utara ibukota Kathmandu, merupakan daerah yang teridentifikasi turun dengan penurunan hingga 1,5 meter,” kata Christine Minet, ahli geologi Pusat Aerospace Jerman. Seperti dikutip dalam Berbagai Sumber, Senin (11/5). (ws)
Dampak dari gempa di Nepal menyebabkan ketinggian Gunung Himalaya diperkirakan mengalami penyusutan sekitar satu meter dibandingkan tinggi sebelum terjadinya gempa. Uniknya, ilmuwan tersebut juga mengatakan bahwa selain penurunan ketinggian gunung, ada pula pertambahan dengan kecepatan lambat yang disebabkan oleh aktivitas tektonik.
Masalah angka tepat ketinggian Gunung Himalaya, para ilmuwan masih berdebat dengan Everest sebagai puncak tertingginya tersebut. Pengamatan hasil gambar dari satelit digunakan untuk menentukan seberapa banyak Himalaya berubah usai gempa. Terjadi peregangan yang cukup signifikan di wilayah Langtang Himal dengan kisaran 80-100 km, jelas Richard Briggs ahli geologi dari Amerika Serikat.
Wilayah tersebut mengalami kerusakan parah dan memakan banyak korban dari sisi penduduk dan pendaki yang hingga kini masih hilang. Wilayah itu pun mengalami longsor parah akibat gempa lalu. Selain kawasan Langtang Himal, Ganesh Himal yang berada di barat Langtang pun diperkirakan mengalami penurunan ketinggian. Namun untuk langsung mengatakan berapa penurunan ketinggian gunung yang terjadi, ilmuwan harus meneliti hasil pengamatan imej satelit terlebih dahulu.
Padahal satelit saat ini lebih banyak memfokus Nepal Tengah dengan kerusakan dan korban terbanyak. Sehingga untuk penelitian ilmuwan harus menunggu lebih lama. “Tapi apa yang kami lihat dari data yang dievaluasi tepatnya dari batas lempeng, ke arah utara ibukota Kathmandu, merupakan daerah yang teridentifikasi turun dengan penurunan hingga 1,5 meter,” kata Christine Minet, ahli geologi Pusat Aerospace Jerman. Seperti dikutip dalam Berbagai Sumber, Senin (11/5). (ws)
0 komentar:
Post a Comment