Friday, 17 June 2016

Makalah Visisthadvaita

Sri Ramanuja Charya

BAB I
PENDAHULUAN

Filsafat merupakan pencarian rasional atas kebenaran atau realitas.  Dengan filsafat manusia mencari jawaban yang jelas atas permasalahan yang ada dalam kehidupan ini.  Dalam filsafat agama, umat mencari jawaban yang rasional atas realitas yang dialami dalam kehidupan ini.  Bagaimana umat memperoleh keyakinan akan kelahiran, kehidupan di dunia ini, hubungannya dengan Tuhan, dan kehidupan setelah kematian.
Pemahaman atas filsafat Agama Hindu bagi umat Hindu terutama yang sudah dewasa sangatlah penting.  Pemahaman akan filsafat agama akan mempertebal kepercayaan atau ‘sradha’ umat.    Dengan ‘sradha’ yang kuat maka pelaksanaan bakti lebih dalam (khusuk), dan tidak mudah dipengaruhi sehingga tahan dari gempuran konversi agama.

I.1. Latar Belakang
            Keyakinan umat akan agama yang dianutnya merupakan hal yang sangat mendasar.  Ketebalan keyakinan (‘sradha’) umat Hindu akan membuat kokohnya umat Hindu dalam mempertahankan agamanya.  Karena ‘yakin’ maka mereka tidak akan mudah dipengaruhi oleh umat non Hindu untuk mengikuti ajaran non Hindu baik secara halus maupun kasar/terang-terangan.
            Keyakinan yang kuat akan diperoleh dengan pemahaman yang dalam tentang ajarannya melalui pemahaman akan filsafat agamanya.  Dengan filsafat mereka mendapatkan penjelasan yang rasional atas permasalahan yang ada.  Kenapa mereka dilahirkan?  Untuk apa dilahirkan? Bagaimana menjalankan kehidupan ini?  Kemana kehidupan setelah kematian?  Apa itu kebahagian?  Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang mereka alami.
            Umat Hindu dalam memperdalam imannya bisa melalui pembelajaran atas Sad Darsana.  Aliran filsafat mana yang akan diperdalam bukanlah hal yang perlu dipertentangkan, karena yang dibahas adalah masalah keyakinan.  Filsafat Agama Hindu (darsana) bukan suatu rekayasa atau dugaan, tetapi merupakan ajaran yang mempunyai nilai yang sangat luhur, dan mulia yang didasarkan pada pengalaman spiritual para Rsi.  Mereka (para Rsi) adalah orang bijak yang mengamati tentang spiritualisme.  Pengamatan para Rsi berdasarkan pada Veda, baik langsung maupun tidak langsung.  Keyakinan ini akan menentukan jalan apa yang akan mereka tempuh untuk mencapai kelepasan (moksa).

I.2. Perumusan Masalah
            Vedanta menguraikan tentang filsafat inti dari kerohanian (spritiualisme) Hindu, bagaimana mencapai kesempurnaan hidup berupa ketentraman rohani, kestabilan cita-rasa-karsa, serta kehidupan abadi di moksa. Ada 3 aliran Vedanta yaitu Advaita Vedanta, Dvaita Vedanta dan Visistadvaita Vedanta.  Pembahasan akan difokuskan pada Visistadvaita Vedanta.
            Pembahasan meliputi pemahaman akan Brahman, atman, maya dan moksa.  Bagaimana ajaran Vissitadvaita Vedanta akan ke-empat hal tersebut.  Untuk memperdalam pemahaman maka dilakukan perbandingan ajaran Visistadvaita tersebut dengan Dvaita dan Advaita Vedanta.
            Agar lebih kritis dalam pembelajaran maka pembahasan juga akan dilakukan perbandingan dengan ajaran non Hindu yaitu Islam dan Kristen.  Dari enam agama yang diakui di Indonesia, hanya diambil Islam dan Kristen yang merupakan mayoritas pemeluknya.

I.3. Tujuan
            Setelah pembahasan tentang Visistadvaita, dan Sad Darsana pada umumnya, mahasiswa semakin berpikir kritis dan pada akhirnya dapat memahami dan menjelaskan:
1)      Ajaran Visistadvaita mengenai Brahman, Atman, Maya dan Moksa
2)      Perbedaan antara ajaran Visistadvaita dengan Dvaita dan Advaita Vedanta
3)      Perbedaan Hindu dengan agama lain.

BAB II
VISISTADVAITA VEDANTA

Filsafat agama Hindu (darsana) yang terkenal adalah 6 aliran yang disebut dengan Sad Darsana.  Ke-enam aliran filsafat Hindu itu adalah Nyaya Darsana, Vaisesika Darsana, Purva Mimamsa Darsana, Samkhya Darsana, Yoga Darsana dan Uttara Mimamsa atau Vedanta.  Setiap ajaran ini memiliki seorang atau beberapa orang penyusun doktrin atau ajaran dalam ungkapan pendek (‘sutra’); penyusun tersebut disebut Sutrakara.  Dan setiap ajaran dibuat ulasan-ulasan (‘bhasya’), pengulas ini disebut dengan Bhasyakara.
            Keenam darsana tersebut  tergolong dalam sistem filsafat ortodox, dan dikelompokkan secara berpasangan yaitu: 1) Nyaya dengan Vaisesika, 2) Samkhya dengan Yoga, dan 3) Mimamsa dengan Vedanta.

II.1 Pengertian Vedanta
            Vedanta berasal dari Bahasa Sansekerta ‘Veda’ dan ‘Anta’.  ‘Veda’ adalah ajaran (kitab) suci Umat Hindu.  ‘Anta’ artinya akhir.  Jadi Vedanta adalah bagian akhir dari ajaran kitab suci Veda.  Vedanta ini menguraikan filsafat inti dari kerohanian Hindu untuk mencapai kesempurnaan hidup dan pencapaian moksa.
            Menurut Sivananda dalam Sudiani (2013: 68) mengatakan ada 3 hal penting dalam pembahasan filsafat Vedanta yaitu Brahman, maya dan jiwa.  Brahman adalah sat cit ananda, Maha Esa dan tiada duanya.  Brahman (Tuhan) adalah penyebab material dan instrumental dari alam semesta. 
            Maya merupakan sakti (kekuatan) Tuhan dan badan penyebab dari Tuhan.  Maya adalah ilusi kosmik dan ilusi individu.  Maya dari akar kata ‘ma’ yang berarti tidak, dan ‘ya’ artinya itu.  Jadi maya merupakan sesuatu yang tidak ada, akan tetapi seperti ada (fatamorgana). 
            Jiwa atau roh pribadi adalah atman yang diselubungi oleh 5 lapisan yang disebut panca maya kosa.  Yang dimaksud panca maya kosa adalah 1) anamaya kosa (lapisan makanan), 2) pranamaya kosa (lapisan vital), 3) manomaya kosa (lapisan mental), 4) vijnamaya kosa (lapisan intelektual), dan 5) anandamaya kosa (lapisan kebahagiaan).  Jiwa harus mengatasi semua lapisan ini melalui meditasi, dan melampaui ke-5 lapisan ini untuk bersatu dengan roh tertinggi (paramatman).

II.2 Visistadvaita Vedanta
Visistadvaita berasal dari kata ‘visista’ dan ‘advaita’.  ‘Visista’ berarti yang diterangkan oleh sifat-sifatnya.  Ajaran Visistadvaita ini  didirikan oleh Bhodayana dalam Vrtti-nya yang ditulis sekitar 400 tahun SM, yang uraiannya sama dengan uraian Ramanuja dalam menafsirkan Brahmasutra.
2.1.Brahman
Visistadvaita mengakui kejamakan, dimana Brahman atau Narayana hidup dalam kejamakan bentuk sebagi roh-roh (cit) dan materi (acit).  Brahman dipandang sebagai realitas tertinggi dan bersifat saguna dan imanen.  Semua apa yang ada di dunia ini berasal dari-Nya.  Tanpa Brahman, jiwa dan alam semesta tidak akan ada.  Brahman adalah jiwa alam semesta sekaligus dalam setiap mahluk hidup, (Sudiani, Ni Nyoman 2013: 86).
Brahman atau Isvara, jiwa dan alam semesta dapat digambar dengan suatu lingkaran yang memiliki titik yang sama.  Dimana Brahman adalah pusat dari lingkaran.  Jiwa adalah lingkaran yang kecil dan alam semesta sebagai lingkaran yang lebih besar yang berada di luar. Visistadvaita memandang  Brahman, jiwa dan alam semesta nyata dan kekal serta tidak bisa dipisahkan, namun tidak berada pada tingkatan yang sama.  Kesimpulannya Brahman, jiwa  dan alam semesta memang berbeda. Ramanuja memandang Tuhan adalah satu-satunya realitas, sehingga roh dan materi tergantung pada Isvara, (Sudiani, Ni Nyoman 2013: 88).
Dalam sistem Visistadvaita Brahman dipandang berhakikat intelegensi, berasal dari semua              cacat dan cela, memiliki sifat yang mulia seperti Maha Tahu, Maha Kuasa, berada dimana-mana, pemurah dan sebagainya. Ia penyebab adanya alam semesta dan berada di dalam jiwa dan dunia Brahman dan Visistadvaita disebut dengan Visnu Narayana, (Sudiani, Ni Nyoman 2013: 94).

2.2.Atman
Walaupun atman dan Brahman serta alam semesta nyata dan kekal menurut Visistadvaita, namun yang menjadi perbedaannya yakni ketiganya tidak berada pada tingkatan yang sama.   Jiwa setiap manusia adalah jelmaan dari Brahman. Ramanuja memandang jiwatman adalah bagian dari Brahman, sehingga mereka mirip, tetapi tidak sama.  Jiwa adalah suatu prakara Tuhan yang lebih tinggi dari pada materi, karena ia merupakan kesatuan yang sadar, yang merupakan inti dari Tuhan.  Jiwa-jiwa itu jumlahnya tak terhingga ibarat atom yang tak terhitung jumlahnya, dimana jiwa pribadi menurut Ramanuja benar-benar bersifat pribadi secara multak nyata dan berbeda dengan Tuhan.
Manusia atau jiwa pribadi merupakan partikel dari keseluruhan partikel yaitu Tuhan, yang ibarat sebuah biji delima yang menyatakan Tuhan atau Tuhan (Narayana) Ramanuja maka, setiap biji disamakan dengan jiwa pribadi.  Sesungguhnya ia muncul dari Tuhan (Narayana) dan tak pernah di luar Tuhan (Narayana), tetapi sekalipun demikian ia tetap menikmati keberadaan pribadi dan akan tetap merupakan suatu pribadi selamanya (Maswinara, 1999: 189). Sehubungan jiwa berhak ikatkan perasaan, ia awalnya murni dan bahagia. Namun ketika salah mengidentifikasikan dirinya sebagai tubuh melalui samsara, ia kadang bisa  menderita atau bahagia,  bergantung pada karma masa lalu.

2.3.Maya
Menurut Ramanuja walaupun Tuhan adalah satu-satunya realitas dan tidak ada lagi di luar Tuhan, dan  di dalam Tuhan terdapat banyak realitas-realitas lainya. Penciptaan dunia dan obyek-obyek yang terciptakan semuanya riil seperti Tuhan. Visistadvaita mengatakan alam semesta ini sama dengan ungkapan Upanisad yakni diciptakan oleh Tuhan dari Prakerti. Penciptaan alam semesta dalam Visistadvaita sama dengan penciptaan dalam Samkhya yaitu Tuhan muncullah Cit dan Acit. Pertemuan Cit dengan Acit menimbulkan secara berturut dari yang harus sampai kepada yang kasar, yaitu Citta dan Bhuddhi, Ahamkara, Manas, sepuluh indria (Panca Budhindriya dan Panca Kamendriya), Panca Tan Mantra, Panca Maha Bhuta dan yang terakhir alam semesta dengan isinya.  Alam semesta menurut Ramanuja adalah nyata tetapi sementara. Dan akan kembali kepada  Acit yang ada dalam tubuh Tuhan ketika pralaya, (Sudiani, Ni Nyoman 2013:91).

2.4.Moksa
Ramanuja memandang moksa adalah dimana atman telah memperoleh pembebasan. Roh-roh abadi tak pernah berada dalam belenggung dan selamanya bebas. Mereka hidup dengan Tuhan di Vaikuntha. Visistadvaita mengemukakan bahwa tujuan akhir dari manusia adalah mencapai alam Narayana untuk menikmati kebebasan dan kebahagiaan yang sempurna, (Sudiani, Ni Nyoman 2013: 95).
Ada dua jalan untuk mencapai alam Visnu yang dikemukakan Ramanuja, yaitu jalan Prapatti dan bhakti. Prapatti adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, sebagai satu-satunya tempat untuk berlindung. Dimana kita harus percaya sepenuhnya kepada Tuhan bahwa Dia akan melepaskan semua ikatan suka dan duka. Orang yang menjalankan hal tersebut, menurut Ramanuja, akan mencapai Vaikuntha yaitu tempat kebahagian yang tak terhingga dan menikmati kehadiran Brahman secara terus menerus. Jalan yang kedua yakni melalui memuja alam Narayana atau bhakti (Jnana Yoga, Karma Yoga dan Bhakti Yoga).
Menurut Ramanuja moksa artinya berlalunya roh dari kesulihan hidup duniawi menuju semacam surga (Vaikuntha) di mana ia akan tetap selamanya dalam kebahagian pribadi yang tenang di hadirat Tuhan. Roh-roh yang terbebaskan mencapai hakekat Tuhan (menjadi serupa dengan Tuhan) dan tak pernah menjadi identik dengan-Nya. Roh yang bebas bersahabat dengan Tuhan atau melayani-Nya, (Sudiani, Ni Nyoman 2013: 97).

II.3. Perbandingan Visitadvaita dengan Advaita dan Dvaita
            Vedanta disebut juga Uttara Mimamsa, mempunyai hubungan dan merupakan  pengembangan dari Mimamsa.  Vedanta disebut juga tafsiran dari Upanisad,  Brahma Sutra dan Bhagavad Gita.  Empat pembahasan dalam Upanisad yaitu: 1) Aham Brahman Asmi (saya adalah Tuhan) , 2) Aham Atma Brahman (atman adalah satu dengan Tuhan), 3) Tat Tvam Asi (Itu adalah kamu), dan 4) Sarvam Kalu Idam Brahman, merupakan konsep dari ketiga aliran Vedanta.
            Vedanta merupakan konsep monisme, yang mengakui keesaan Brahman.  Tiga aliran Vedanta (Visistadvaita, Dvaita dan Advaita) mengakui Brahman sebagai realitas tertinggi.


Advaita
Visistadvaita
Dvaita
Brahman
Brahman adalah realitas tertinggi. Semua yang ada adalah Tuhan. Tuhan dalam bentuk nirguna
Brahman yang memberikan hidup semua ada di dunia ini.
Brahman adalah kekuatan hidup  (Tuhan adalah Maha Kuasa).
Atman
Atman adalah realisasi dari Brahman.
Atman merupakan bagian dari Brahman
Atman adalah berbeda dari Brahman.
Maya
Dunia ini adalah maya. Sarva Kala Idam Brahman (Semua yang kelihatan adalah Brahman)
Semua yang ada di dunia ini dipengaruhi oleh tri guna.
Alam semesta ini adalah pertemuan prakerti dan purusa.
Moksa
Sebenarnya pembebasan adalah hakikat abadi dari inti diri dan mewujud kembali ketika kebodohan (avidya) dihapuskan
Hidup di Vaikuntha, dengan badan non-fisik menikmati kemahatahuan dan kebahagiaan, dan tinggal dalam kehadiran Tuhan
Tetap terpisah dengan Tuhan, sekalipun mirip dan tergantung

II.4 Perbandingan dengan Agama Islam dan Kristen
Pada dasarnya agama Islam dan Kristen/Nasrani adalah agama samawi yaitu agama yang diturunkan dari langit. Umat Kristen/Nasrani memiliki kitab Injil dan Islam memiliki AL-Qur’an. Agama Islam percaya dengan adanya kitab-kitab suci. Sebelum AL-Qur’an yaitu kitab Injil, Zabur  paling mendasar dari kedua agama ini.
Dalam pandangan Islam konsep ketuhanan ialah tunggal.  Ialah yang berkuasa atas segalanya yaitu Allah SWT.  Sedangkan dalam pandangan umat Kristen meyakini konsep trinitas yaitu adanya  Tuhan Bapak, roh kudus, dan Jesus menjadi satu kesatuan.
Jesus (Nabi Isa) dalam Islam diyakini sebagai seorang nabi.  Nabi Isa memiliki beberapa mukjizat yang biasa di berikan oleh Allah SWT terhadap para nabinya.  Namun umat Kristen memiliki persepsi yang berbeda tentang Nabi Isa.  Menurutnya Nabi Isa bukanlah seorang nabi melainkan penjelmaan Tuhan yang turun ke bumi sebagai penebus dosa bagi umatnya.  
Nabi Isa dianggap Tuhan oleh umat nasrani.  Ia wafat karena disalib, sedangkan menurut versi Islam yang disalib itu bukanlah Nabi Isa,  yang oleh Allah SWT wajahnya telah diserupakan seperti Nabi Isa.  Nabi Isa sendiri diangkat ke langit dan akan kembali pada akhir jaman kelak untuk memberitahu kebenarannya dan melawan dajjal. ”dan karena ucapan mereka; sesungguhnya kami telah membunuh AL-Masi, Isa putra Maryam,Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang serupa dengan Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa, tetapi yang sebenarnya  Allah telah mengangkat Isa kepadanya.
Pada waktu jaman Nabi Isa, umat nasrani meyakini  bahwa Isa adalah seorang nabi utusan Allah SWT. Nabi Isa pun tidak pernah mengatakan bahwa dirinya ialah penjelmaan Tuhan.  Ia hanyalah mengatakan bahwa dirinya adalah utusan Allah. 
Sebagai pemeluk Hindu kita haruslah bangga, kita diajarkan untuk mempunyai toleransi yang tinggi terhadap orang lain, termasuk agama lain.  Toleransi terhadap keyakinan-keyakinan yang lain bisa dilihat dari ajaran Krisna sebagai avatar Dewa Visnu mengatakannya dalam Bhagavad Gita. Beberapa pandangan melukiskan pandangan toleran ini:
Krisna berkata: "Dewa atau bentuk apapun yang disembah seorang percaya, aku akan menguatkan imannya. Namun, hanya Akulah yang mengaruniakan keinginan mereka." (Bhagavad Gita: 7:21-22)
Kutipan lain di dalam Bhagavad Gita:
"O Arjuna, bahkan pemeluk-pemeluk yang menyembah Tuhan-tuhan lain yang lebih rendah, (misalmya dewa-dewa) dengan iman, mereka pun menyembah Aku, tetapi dalam cara yang tidak tepat,  karena Akulah yang Maha Tinggi.  Hanya Akulah yang menikmati semua ibadah kurban (Seva, Yajna) dan Tuhan sarwa sekalian alam." (Bhagavad Gita: 9:23)
Sebuah sloka Veda melukiskan tema toleransi ini. Kitab-kitab Veda dihormati di dalam Hinduisme, apapun juga alirannya.  Misalnya, sebuah nyanyian Rg Veda yang terkenal menyatakan bahwa: "Kebenaran hanya Satu, meskipun para bijak mengenalnya dalam berbagai bentuk."  Hal ini berlawanan dengan keyakinan-keyakinan di dalam tradisi-tradisi agama lain, yang mewajibkan pemeluknya mempercayai Allah hanya dalam satu aspek dan menolak sama sekali atau meremehkan keyakinan-keyakinan lainnya.

BAB III
KESIMPULAN

            Ketiga aliran Vedanta (Vistadvaita, Advaita dan Dvaita) mempunyai keyakinan adanya Brahman yang Maha Esa (monisme).  Ajaran dalam 3 aliran ini mengenai 4 hal, yaitu:
1) Aham Brahman Asmi (saya adalah Tuhan) , 2) Aham Atma Brahman (atman adalah satu dengan Tuhan), 3) Tat Tvam Asi (Itu adalah kamu), dan 4) Sarvam Kalu Idam Brahman.
            Pandangan atas Brahman, atman, maya dan moksa dari 3 aliran tersebut dapat disarikan sebagai berikut:  Advaita mengajarkan bahwa Tuhan adalah realitas tertinggi, dan semua yang ada adalah maya, serta kelepasan dicapai saat tidak terpengaruh oleh kebodohan.  Dvaita mengajarkan tentang dualisme, semua adalah dua: Brahman dan Atman berbeda, maya terbentuk karena unsur prakerti dan purusa,  saat kelepasan pun Brahman dan Atman tetap berbeda.  Sedangkan Visistadvaita mengajarkan tentang adanya semua yang ada di alam ini dipengaruhi oleh triguna, begitu pun Brahman sebagai pemberi kehidupan atas 2 hal yaitu roh (jiwa) dan alam semesta.
            Jika dibandingkan dengan agama lain, Islam dan Kristen sebagai agama yang dianut banyak warga Indonesia, ajaran Vedanta dapat diidentifikasikan Visitadvaita dengan 3 unsurnya sama dengan Kristen dengan trinitas, sedangkan Advaita yang Brahman sebagai realitas tertinggi seperti ajaran Islam.

DAFTAR PUSTAKA
Sudiani, Ni Nyoman, SE., S.Pd.H, M.Fil.H, 2013, Materi Ajar: Mata Kuliah Darsana, STAH Dharma Nusantara, Jakarta.
Putra, Ngakan Putu, 2014, Kamu adalah Tuhan, Media Hindu, Jakarta.
Sumawa, I Wayan, Drs, dan Raka krisnu, Tjokorda, Drs, 1996, Materi Poko Darsana, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu dan Budha, Jakarta.

Makalah Visisthadvaita Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown
Posted by Maha Yuge
Maha Yuge Updated at: 10:02

0 komentar:

Post a Comment