Tokoh utama dalam Kisah Mahabharata yang percakapannya diabadikan dalam sebuah Nyanyian Suci Tuhan (Bhagavad Gita) adalah Sri Khrisna dan Arjuna. Kedua tokoh ini ternyata memiliki kehidupan terdahulu sebelum lahir kembali dalam wujud Sri Khrisna dan Arjuna.
Kitab Mahabharata sendiri terbagi menjadi 18 Parwa, salah satu dari ke delapan belas parwa tersebut adalah Wanaparwa yang mengungkap tentang kehidupan Arjuna dan Sri Khrisna sebelumnya. Dalam Wanaparwa (12. 46, 47), Khresna berkata kepada Arjuna;
"O yang perkasa, engkaulah Nara dan akulah Hari Narayana, dan kita, Resi Nara-Narayana, turun ke dunia ini pada saat yang tepat.."
Dalam parwa yang sama, bab 30 (sloka 1); Dewa Siva berkata kepada Arjuna "Pada kehidupan sebelumnya engkau adalah Nara dan bersama Narayana sebagai rekanmu, melakukan tapa selama ribuan tahun di Badari".
Nara dan Narayana (Nara-Nārāyaṇa) adalah sepasang dewa Hindu. Nara dan Narayana merupakan saudara kembar penjelmaan (awatara) Dewa Wisnu di bumi, bertugas sebagai penegak dharma atau kebenaran. Dalam konsep Nara dan Narayana, jiwa manusia Nara adalah pasangan yang kekal dengan Narayana Yang Mahasuci.
Pasangan Nara dan Narayana biasanya dipuja di kuil-kuil aliran Swaminarayan. Pengikut sekte tersebut percaya bahwa pendiri aliran tersebut (Swaminarayanan) adalah inkarnasi Narayana.
Dipercaya bahwa Narayana lahir sebagai Swaminarayan karena kutukan Resi Durwasa yang diterimanya atas keinginannya sendiri. Kutukan itu menyebabkan Narayana menjelma sebagai awatara di muka bumi untuk mengalahkan kejahatan dan menegakkan dharma agama yang berlandaskan moralitas, pengetahuan, ketidakterikatan dan ketaatan.
Kitab Skandapurana yang memberikan referensi langsung tentang Narayana yang menjelma ke dunia dalam wujud Swaminarayan. Pengikut Swaminarayan menggunakan simbol di kening yang disebut Uddhawa Marka. Yang terbuat menggunakan tanah liat (yang diambil dari sungai suci) atau pasta cendana.
Mereka menggunakan materi dalam bentuk dua garis vertikal yang disatukan di bagian bawah, membentuk "U" bentuk sederhana atau bentuknya seperti daun Tulasi. Bisa disebut juga "thirumann" Ini dikenal juga sebagai Srichurnam dan memakai tanda ini sebagai bagian penting dari ritual sehari -hari.
Bentuk simbol huruf U juga merupakan Visnu itu sendiri sebagai Purusa dan lingkaran yang berada di tengah adalah Laksmi atau alam semesta sebagai Pradana (Prakerti) yang berada dalam perlingdungan Sri Visnu.
Tilak atau simbol di dahi diterapkan pada dua belas bagian tubuh, simbol dua belas nama Tuhan . Weda mengatakan, dengan memakai tanda ini, ia menjadi beruntung, akan dilepaskan dari semua belenggu duniawi dan mencapai pembebasan.
Di Sri Waisnawa samprada simbol itu terbuat dari lumpur putih yang berasal dari sarang semut. Menurut Kitab suci memberitahu kita bahwa lumpur dari dasar tanaman Tulasi dan lumpur putih dari dalam sarang semut adalah murni dan terbaik untuk membuat tilak.
Sri Waisnawa akan menggambar dua garis yang mewakili kaki Sri Narayana, dan di tengah-tengah mereka akan menempatkan garis merah untuk mewakili Dewi Lakshmi.
Menggunakan Tilak ini merupakan simbol penyerahan diri kepada Sri Narayana dan Dewi Laksmi. Menggunakan lumpur juga membuat kita merenungkan bahwa kita berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
Kelahiran Urwasi
Kitab Bhagawatapurana menceritakan kisah kelahiran Urwasi dari Nara dan Narayana. Pada suatu ketika, Resi Nara dan Narayana bermeditasi di kuil suci di Badrinath, terletak di jalur pegunungan Himalaya.
Kekhusyukan tapa mereka mencengangkan para dewa, sehingga Indra, raja para dewa , mengirim Kamajaya (Kamadewa; Dewa asmara), Wasanta (musim semi) dan para bidadari (apsari) untuk memancing nafsu mereka dan mengganggu tapa mereka.
Resi Narayana mengambil sekuntum bunga dan meletakkannya di pahanya. Tiba-tiba muncullah sesosok bidadari yang pesonanya jauh lebih hebat daripada bidadari yang dikirim Indra, sehingga mereka kembali ke surga dengan rasa malu dan jengkel.
Narayana mengirim bidadari tersebut kepada Indra, dan karena ia tercipta dari paha (uru dalam bahasa Sanskerta) sang resi, maka ia disebut Urwasi.
Selain kisah kelahiran Urwasi, Naradan Narayana juga pernah melakukan pertempuran dahsayat dengan seorang raksasa yang memiliki 1000 jubah pelindung. Raksasa itu kemudian bereinkarnasi menjadi Karna dalam kisah Mahabharata. Silahkan baca Kisah Kehidupan Terdahulu Karna (Mahabharata) untuk lebih lengkapnya.
0 komentar:
Post a Comment